Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Beragam Kesan Mendalam dari Kunjungan Prof. Musdah Mulia

Rabu, 9 November jam 08.32.  Alhamdulillah, Ibu Prof. Dr. Musdah Mulia, M.A untuk mengunjungi keluarga almarhum Mln Abdul Basit Shd, dapat terlaksana. Pagi itu, pendiri dan ketua umum ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace) datang bersama Ibu Nia Sjarifudin, Ketua ANBTI (Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika).

Datang ke kediaman almarhum di kompleks Mubarak, Prof. Musdah dan Ibu Nia didampingi oleh Naib Sadr Ibu Tati, Ibu Retna dan Ibu Evy Tauhid. Sambutan hangat datang dari Ibu Upik (istri almarhum) dan Ibu Attya (putri almarhum).

Sosok yang sederhana namun selalu hangat dan damai. Begitulah kurang lebih kesan yang disampaikan oleh Prof. Musdah ketika mengenang almarhum Bapak Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia.

Dengan rasa haru beliau menuturkan,

“Almarhum adalah pribadi yang sabar, halus dan tidak banyak bicara. Saat bicara, (beliau selaku salah satu penasehat ICRP) selalu membawa kesan damai.”

Di kesempatan tersebut Prof. Musdah juga menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa hadir saat Bapak Abdul Basit wafat. Saat itu, beliau sedang berada di Jerman untuk sebuah acara.

Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Nia Sjarifudin. Beberapa waktu lalu, beliau sempat berada dalam satu acara yang sama yaitu refleksi kemerdekaan dalam rangka HUT RI Ke-77 di Gedung Baitul Afiyat.

“Satu pesan yang terasa seperti wasiat beliau adalah bahwa Kita sebagai Warga Negara Indonesia harus mencintai dan menghormati Negara Indonesia.” Ucap Nia.

Pertemuan berlangsung singkat namun sangat mengharukan. Berbagai kesan positif serta kekaguman kepada sosok karismatik Mln Abdul Basit Shd, seperti tak pernah habis untuk dikenang dan diteladani.

Prof. Musdah di Children Corner Perpustakaan LI

Rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke gedung LI, perpustakaan Nusrat Jahan, instalasi hidroponik dan juga melihat display karya-karya LI Indonesia. Prof. Musdah mengapresiasi penataan gedung yang rapi, cantik dan bersih.

“Masya Allah, Masya Allah, luar biasa.” ucap para tamu ketika berkunjung ke Gedung Baitul Afiyat.

Rombongan tamu melanjutkan kunjungan ke Peace Centre. Ruangan ini berada tidak jauh dari Masjid Nashr di Kampus Mubarak. Selain berisi buku-buku layaknya perpustakaan, tempat ini juga difungsikan sebagai ruang tabligh karena kerap dikunjungi oleh tamu-tamu dari luar JAI.

Kekaguman kembali terucap dari Prof. Musdah melihat suasana yang sangat hangat dan damai, serta tertata dengan rapi. Pada saat melihat foto-foto Hudhur, beliau menyampaikan jika sudah pernah bertemu dan bermulaqat dengan Hudhur ke-4 dan ke-5. Masya Allah.

“Waktu itu (mulaqat dengan Hudhur ke-5) di UK, diberikan waktu 1 jam dengan pertanyaan-pertanyaan dari Hudhur, di antaranya tentang Indonesia dan bagaimana dengan toleransi yang ada di Indonesia.”

Rombongan Tamu di Peace Center

Tamu kemudian menikmati santap siang dan melaksanakan salat zuhur di Guest House. Prof. Musdah juga menyampaikan kenangan ketika terjadi penyerangan markaz tahun 2005. Saat itu, beliau ada bersama saudara-saudara Ahmadi di jalsah Gah sebagai tamu undangan. Beliau adalah tamu yang tidak mau dievakuasi oleh panitia, karena beliau ingin bersama dengan saudara-saudara Ahmadi, apapun yang terjadi saat itu walaupun harus meninggal. MasyaAllah.

Sebelum pulang, PPLI memberikan sovenir berupa 3 buah buku yaitu: Pancarona Lajnah Imaillah Indonesia (buku sejarah LI Indonesia), Surga di Bawah Telapak Kakimu, serta Khilafah Ahmadiyah dan Nation State. Ibu Naib Sadr memberikan ketiga buku tersebut mewakili Ibu Sadr LI.

Tak lupa, para tamu pun menyempatkan ziarah ke makam almarhum Bapak Mln Abdul Basit Shd dan Bapak Abdul Qoyum. Prof. Musdah dan rombongan menghaturkan syukron katsiran atas semua kebaikan dan perhatian Ibu Sadr dan jajaran PPLI. Beliau merasa sangat bahagia bisa berkunjung ke Markaz Parung.

Share :

LI Indonesia Update