Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Jelang Seabad, Lajnah Imaillah Bukukan Sejarah

Kemang – Majelis Syuro Nasional Lajnah Imaillah Indonesia, telah digelar dengan lancar dan penuh berkat pada Sabtu (8/10) lalu. Setelah pandemi, MSN kembali digelar secara offline di Gedung Baitul Afiyat, Kemang.

Bukan sekadar agenda rutin syuro yang menjadi mata acara kali ini, namun sebuah karya besar telah dituntaskan oleh LI Indonesia. Hari itu, dilakukan serah terima buku sejarah Lajnah Imaillah Indonesia yang telah selesai disusun dalam rangka seabad badan Lajnah Imaillah.

Buku tersebut berjudul “Pancarona Lajnah Imaillah Indonesia (90 Tahun Melangkah Dalam Berkah)”. Pancarona, adalah padanan kata dari keragaman warna. Maka makna dari pemilihan kata ini tidak lain adalah gambaran keberagaman LI Indonesia dari Sabang sampai Merauke, yang tetap akan teruntai menjadi satu kesatuan.

Buku setebal lebih dari 700 halaman ini disusun oleh tim sejarah LI Indonesia yang dibentuk oleh Sadr Lajnah Imaillah, di bawah panduan dan supervisi Sekretaris Isyaat PPLI. Tim terdiri dari 4 orang yaitu: Ibu Sutji Rochani (Kebayoran), Ibu Meilita Hikmawati (Gondrong), Ibu Ine Nurul Siti Mu’minah (Sindangbarang) dan Rahma Roshadi (Wanasigra Pusat). Keempatnya bekerja sejak bulan Desember 2021, hingga menyelesaikan keseluruhan proses penulisan dan pencetakan buku pada bulan September 2022.

“Jika di dalam buku ini masih terdapat kekurangan, maka itulah kelemahan kami. Namun demikian, semoga buku ini bisa memberi manfaat untuk pembacanya,” ungkap Ibu Sutji Rochani selaku ketua tim sejarah.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Meilita, bahwa adanya buku ini semata-mata adalah karunia dari Allah Taala.

Sekilas Pembuatan Buku Sejarah

Lajnah Imaillah Indonesia sebenarnya bukan pertama kali menyusun buku yang merangkum kegiatan-kegiatan LI seluruh Indonesia. Sudah ada 3 versi sebelumnya yaitu Riwayat Lajnah Imaillah Indonesia (1983), Lajnah Imaillah dalam Lintasan Waktu (2004), serta sebuah buku saku Riwayat Singkat Lajnah Imaillah Indonesia.

Sementara itu, buku sejarah terbaru ini merupakan sebuah program dalam rangka seabad badan Lajnah Imaillah (1922-2022). Program ini bersanding dengan dua program besar lainnya yaitu 100 guru tajwid dan program kesehatan mental.

Sesuai dengan perjalanan LI Indonesia, secara resmi kepengurusan pertama terbentuk di Padang pada tahun 1931. Lebih lanjut, sumber data tertulis terakhir yang digunakan untuk menyusun buku ini adalah sampai tahun 2021. Dengan demikian, data selama 90 tahun itulah yang terangkum di dalam buku bersampul biru ini.

Badan Lajnah Imaillah sendiri dibentuk oleh Hadhrat Khalifatul Masih ke-II pada bulan Desember 1922. Namun pada tahun tersebut, Ahmadiyah belum masuk ke tanah air Indonesia. Itulah sebab lain sehingga buku sejarah LI Indonesia pada peringatan seabad badan Lajnah Imaillah hanya tersaji selama perjalanan 90 tahun.

Karya Besar Telah Tuntas

Proses membuat buku sejarah bukanlah perkara mudah. Buku sejarah LI Indonesia ini bukan sekadar berisi catatan peristiwa 90 tahun. Di dalamnya, tergambar juga perjuangan para awalin mempertahankan keimanan sebagai murid imam zaman.

“Rasa cinta pada jemaat yang membuat tim ini bertahan, bekerja dalam senyap hingga menyelesaikan buku ini.” ucap Sadr Lajnah Imaillah pada acara serah terima tersebut.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Amy Rachmatunisa, Sekretaris Isyaat PPLI, terkait alasan beliau memilih keempat orang LI sebagai tim sejarah.

“Bagi saya, Mereka adalah pengkhidmat,” tandas Ibu Amy yang sekaligus menegaskan bahwa proses pengerjaan buku ini bukan sekadar membutuhkan keterampilan menulis semata, melainkan kecintaan untuk senantiasa berkhidmat tanpa pamrih, menyelesaikan pekerjaan tanpa dibayar.

“Tidak ada organisasi yang akan langgeng ketika generasinya tidak mengenal kertas-kertas sejarahnya. Demikian halnya lahirnya buku ini, semoga bisa meningkatkan ghairat generasi Ahmadi terutama Lajnah Imaillah untuk semakin mencintai jemaat.” pungkas Rahma Roshadi.

Sebuah karya besar telah tuntas. Di dalamnya tertulis perjuangan Lajnah Imaillah Indonesia berkiprah dan berkorban untuk agama dan bangsa, serta demi tetap tegaknya khilafat Ahmadiyah di Nusantara. Selanjutnya, tugas kita untuk segera bangun dan sadar, akan perjuangan yang masih harus terus dilanjutkan.

Share :
Tags :

LI Indonesia Update