Kemang – Kembali duduk bersama di ruang rapat Baitul Afiyat setelah seminggu lalu melepas kerinduan bertatap muka untuk mengikuti rapat pleno. Namun, pertemuan kali ini (31/7) sedikit berbeda. Kali ini yang duduk di sekeliling dan berhadapan dengan kami diantaranya saudara- saudara kita yang mendapat karunia bergabung dalam bahtera Hz.Masih Mau’ud as.
Didampingi Ketda, Pengda , ketua LI dan sekretaris terkait serta 11 orang Mubayiah Baru dari daerah DKI Jakarta tampak duduk tertib menyimak penjelasan tentang fasilitas dan fungsi Gedung Baitul Afiyat serta kontribusi dan eksistensi Lajnah Imaillah untuk negeri tercinta Indonesia oleh Naib Sadr bidang Tabligh, kemudian dilanjutkan tanya jawab yang dipandu sekretaris TMB PPLI sambil menikmati kudapan lezat yang disediakan oleh tim ziafat PPLI.
Tiba-tiba ada hal yang mengalihkan perhatian kami karena salah satu MB dengan perasaan haru menceritakan pengalaman baiatnya dan berupaya memberikan pemahaman kepada suaminya agar dapat turut serta bergabung ke dalam jemaat namun hingga sekarang belum ada karunia berbaiat.
Dengan mengatur nafas karena berusaha menahan luapan perasaan saat itu selanjutnya MB tersebut menceritakan telah berkirim surat ke Huzur aba dan ditengah cerita terlihat mengeluarkan amplop yang berisi surat dan saputangan, ternyata itu adalah jawaban surat dari Huzur lengkap dengan saputangan sebagai tabaruk dari Huzur aba tercinta, sontak kami bersamaan mengucapkan MasyaAllah. Alhamdulillaah dan Mubarak.
Tanya jawab masih berlangsung dan semua tampak memahami penjelasan dari PPLI yang bertugas. Salah satu dari tim PPLI karena masih penasaran dan kagum dengan MB yang besurat ke Huzur aba, secara terpisah bertanya langsung kepada beliau.
Selain mengetahui nama MB tersebut adalah Ibu Nina asal Kebayoran, ternyata keinginan berkirim surat ke Huzur aba atas inisiatif sendiri tanpa arahan dari pengurus, dan hal tersebut membuat haru dan bahagia ibu Zizi (sekr. TMB Kebayoran) yang saat itu duduk berdampingan dengan ibu Nina.
Dengan sisa waktu yang tidak banyak, kami manfaatkan untuk beramah-tamah sambil menikmati aneka minuman yang tersedia, arahan dari Ibu Naib Tabligh pun terdengar untuk segera mengunjungi perpustakaan Nusrat Jahan, setelah melihat-lihat dan sekilas membuka buku yang tersedia, ada permintaan buku dari pendamping tamu untuk diberikan kepada MB.
Sebelum mengakhiri kunjungan diberikan keleluasaan oleh para pendamping untuk sekedar berswafoto di spot pilihan masing-masing dan berakhir berfoto bersama di spot favorit yang menjadi ‘wajib’ bagi para pengunjung Nusrat Jahan.
Agenda kunjungan selanjutnya adalah mengunjungi Peace Centre didampingi oleh dua orang tim PPLI, kendaraan PPLI pun telah siap mengantar, sebagian pendamping tamu telah lebih dulu berjalan kaki karena telah ditunggu oleh petugas Peace Centre.
Semangat dan aura bahagia terlihat dari pengunjung perpustakaan Peace Centre yang kali ini didominasi Mubayiah Baru se-daerah DKI, langkah kaki dan pandangan mata perlahan ‘menyapu habis’ ruangan yang memiliki pesona tersendiri seolah-olah menghipnotis pengunjung untuk berhenti disetiap sudutnya.
Sebagian MB aktif mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh petugas Peace Centre dengan semangat Love for All Hatred for None menambah suasana nyaman dan damai dalam ikatan khilafat, hingga untuk berfoto bersama di halaman Peace Centre terluputkan, semoga ini pertanda agar para MB kembali berkunjung dilain kesempatan.
Menjelang Sholat Dzuhur kami bergegas kembali ke Baitul Afiyat, hidangan makan siang dalam kertas tebal kotak telah tersusun rapi oleh tim ziafat PPLI. Sajian jasmani dan ruhani telah dinikmati oleh 30 orang lebih yang berkunjung diakhir bulan Juli di Baitul Afiyat tempatnya para Ahmadi saling peduli untuk meraih ridha Ilahi.
Semoga Allah Ta’ala meneguhkan keimanan para Mubayiah Baru dan menjadi Ahmadi yang berkualitas terdepan dalam ketaqwaan. Aamin ya Rabbal Aalamiin.