Kemang – Sabtu (20/8/2022). Pengurus Pusat Lajnah Imaillah Indonesia turut hadir dalam kuliah umum yang diselenggarakan oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI). Mengangkat tema “Kebangsaan dan Tantangan Indonesia Menjelang 100 Tahun NKRI“, acara ini menghadirkan tenaga profesional bidang politik dan wawasan nusantara dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Mayjen TNI (Purn.) E Imam Maksudi.
Banyak hal yang menjadi sebab degradasi nasionalisme warga negara Indonesia, salah satunya adalah literasi masyarakat yang dinilai kurang. Secara eksplisit pembicara menyampaikan bahwa minat baca rendah di kalangan masyarakat Indonesia, harus menjadi concern jika ingin menguatkan pemahaman generasi penerus tentang pentingnya memaknai sejarah dan memahami perjuangan bangsa.
Sejalan dengan hal tersebut, Sekretaris Isyaat PPLI, Ibu Amy Rachmatunisa yang turut hadir pada acara tersebut, menyampaikan pendapat yang serupa tentang nasionalisme.
“Rasa nasionalisme memang perlu dipupuk atau di-recharge, dan penyampaian ceramah kebangsaan seperti ini sangat penting, salah satunya untuk mengobati kerinduan generasi dan mengingatkan tonggak sejarah bangsa dalam 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal
Ika dan NKRI.”
Musuh bersama setiap bangsa termasuk Indonesia tak lain adalah kebodohan yang hanya bisa ditanggulangi dengan sistem pendidikan yang kuat, utuh dan menyeluruh. Pendidikan bukan sekadar melakukan transfer pengetahuan, namun juga harus bisa mendidik moral dan menciptakan perubahan karakter dalam setiap pribadi anak bangsa.
Di sinilah, perempuan harus sangat berperan, mengingat perempuan merupakan pendidik pertama di dalam keluarga. Baik-buruk karakter generasi keluarga adalah cerminan pendidikan di dalam keluarga, yang salah satunya lahir dari tangan perempuan.
Lebih dalam lagi, Ibu Amy berharap bahwa kuliah umum ini dapat menjadi gerbang yang terbuka untuk memperkuat wawasan kebangsaan, membangun sikap saling percaya, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, untuk kemudian membangun ketahanan diri, masyarakat dan bangsa.
“Penting untuk menciptakan ketahanan nasional yang tangguh, sehingga kekuatan untuk menghadapi musuh bersama bangsa dapat terwujud dengan utuh, dan semakin tegas komitmen menuju Bangsa dan NKRI yang tetap utuh.” pungkas beliau.