Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Kesetaraan & Kedamaian, Hadiah untuk Hari Anak Internasional

Tanggal 20 Nopember diperingati sebagai Hari Anak Internasional, di mana seluruh dunia turut merayakan dengan caranya. Dilansir dari laman internationaleventday.com, tema yang diangkat pada Hari Anak Internasional tahun ini adalah “Kesetaraan dan Inklusi, untuk setiap anak”.

Dapat dikatakan tema ini menggaungkan bagaimana anak–anak dari berbagai latar belakang yang berbeda memliki hak-hak yang sama tanpa ada diskriminasi sedikit pun. Sehingga tercipta dunia yang ramah, damai, dan terbuka untuk anak – anak.

Terkait dengan kedamaian, tak dapat ditampik, kondisi pasca pandemi yang kurang baik, mau tidak mau berdampak kepada anak – anak. Padahal, merujuk dari Tema Hari anak Internasional tersebut, beratnya bencana manusia atau alam seperti perang atau Pandemi, tidak boleh membuat anak-anak menderita. Selain itu, menjadi tugas bersama untuk dapat menciptakan kedamaian bagi anak – anak  terlepas dengan situasi yang dihadapi.

Lalu, bagaimana Islam sebagai Agama Rahmatan lil Alamin ikut andil dalam hal ini?

1. Islam dan Kesetaraan

Hz. Mirza Masroor Ahmad bersabda:

“Dalam khutbah terakhir yang disampaikan oleh Rasulullah saw, beliau memerintahkan semua Muslim untuk selalu ingat bahwa orang Arab tidak lebih unggul dari non-Arab dan tidak pula non-Arab lebih unggul dari orang Arab. Beliau mengajarkan bahwa orang berkulit putih tidak lebih unggul dari orang berkulit hitam dan juga tidaklah orang berkulit hitam lebih unggul daripada orang berkulit putih. Jadi, ini adalah ajaran yang jelas tentang Islam bahwa setiap orang dari semua bangsa dan semua ras adalah sama. Dijelaskan juga bahwa semua orang harus diberikan hak yang sama tanpa diskriminasi atau prasangka. Inilah prinsip kunci dan emas yang meletakkan dasar untuk keharmonisan antara berbagai kelompok dan bangsa, dan untuk pembentukkan perdamaian.”

Konsep sama atau kesetaraan sudah jauh disampaikan dimasa Rasulullah saw. Sudah seharusnya, konsep Islam yang begitu sempurna dan paripurna ini dapat disampaikan kepada anak – anak dengan “bahasa anak”.

Mereka harus merasa tidak sedang dibandingkan dengan orang lain. Terlepas dari latar belakang anak yang mungkin lebih beruntung dibandingkan anak yang lain, rasa lebih itu tidak layak untuk ditampilkan, apalagi dibandingkan.

Malah sebaliknya, segala kerendahan hati atas apapun yang dimiliki, hendaknya ditanamkan kepada anak–anak. Demikian juga bagi anak yang mungkin kurang beruntung, rasa percaya diri untuk merasa mempunyai hak yang sama perlu ditanamkan. Kekurangan yang dimiliki hendaknya jangan dijadikan kelemahan. Perlu ditanamkan rasa percaya diri pada mereka, bahwa semua memiliki hak yang sama.

Penanaman konsep kerendahan hati hingga kepercayaan diri kepada anak–anak, setidaknya dapat meminimalisir tingkat perbedaan. Mereka akan lebih berbaur bersama dengan kesetaraan, merasakan bahwa tak ada diskriminasi bagi siapapun dan mereka dapat menjalani hidup ini dengan hak yang sama.

2. Islam Menciptakan Kedamaian

Tak dapat dipungkiri, situasi pasca pandemi membuat anak – anak harus beradaptasi. Rasa takut, mencekam, hingga mungkin saja ada yang harus kehilangan orang yang disayangi disaat pandemi, cukup menggangu mental seorang anak.

Belum lagi kondisi dunia saat ini, yang kita tidak mungkin menutup mata. Kiranya kedamaian anak–anak seolah terpinggirkan demi keegoisan orang dewasa. Lalu apa yang harus dilakukan?

Hz. Mirza Masroor Ahmad Aba bersabda:

“Jika ada yang bisa menyelamatkan dalam situasi seperti ini, maka itu adalah Zat Allah Ta’ala. Maka sujudlah kepada-Nya dan buatlah anak keturunan anda juga sujud kepada-Nya agar mereka dapat melindungi diri mereka sendiri dan juga melindungi generasi mereka. Dunia ini tidak akan menyelamatkan kita, juga masa depan kita dan generasi kita, tetapi jika kita menjadi orang-orang yang memenuhi hak kalimah “Laa ilaaha illallaah Muhammadar Rasulullah (saw)” – tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah – maka Allah akan menyelamatkan dunia karena doa-doa kita yang dipanjatkan dengan kerendahan hati. Dalam situasi seperti sekarang ini banyak-banyaklah berdoa. Sebelum kondisi dunia semakin memburuk.”

Ketauhidan, kembali kepada Allah Ta’ala, sejatinya menjadi formula yang paling berharga. Menanamkan kepada anak–anak untuk bersujud, beribadah, dan memohon kedamaian dan perlindungan-Nya, merupakan solusi yang tanpa disadari akan menjadikan mereka kuat dan siap dalam menghadapi situasi apapun.

Menanamkan konsep untuk senantiasa memanjatkan doa kepada Allah Taala dengan segala kerendahan hati, membuat anak–anak semakin meyakini keberadaan-Nya, dan tentunya memberikan ketenangan dan kedamaian pada mereka.

Sosok yang tak terlihat dan tak tampak, namun berperan besar dalam kehidupan anak–anak, menciptakan ketenangan sendiri bagi anak–anak. Terlepas dari kondisi apapun yang dihadapi, terbangun kepercayaan yang kuat pada diri anak, karena mereka dekat dengan Allah Ta’ala, yang akan menguatkan dan menciptakan rasa damai.

Dua hal di atas kiranya menjadi hadiah tersendiri untuk anak–anak pada Hari Anak Internasional. Bagaimana mereka dari dalam dirinya menciptakaan kesetaraan, bahwa mereka memiliki hak yang sama sehingga dapat saling bercengkrama satu sama lain dengan penuh kerendahan hati dan percaya diri.

Kemudian, terlepas dari ujian apapun yang mereka hadapi, mereka pun telah cukup kuat bersandar kepada Allah Ta’ala, untuk menciptakan kedamaian dan ketentraman dalam diri mereka. Teringat firman-Nya, Hanya dengan mengingat Allah, hati akan memperoleh ketentraman. (Ar-Ra’d:29)

Penulis: Mutia Siddiqa Muhsin
Share :

LI Indonesia Update