Pada tanggal 25 Desember 1922 M, Hadhrat Khalifatul Masih II ra mendirikan badan “Lajnah Imaillah” yang berarti “Perempuan Hamba Allah”. Lajnah Imaillah sendiri, merupakan sebutan untuk anggota Jemaat Ahmadiyah perempuan berusia di atas 15 tahun.
Merujuk pada berbagai sumber, Jemaat Ahmadiyah Indonesia mulai tersiar di Indonesia pada tahun 1925. Tepatnya sejak kedatangan Mln Rahmat Ali HAOT. Sementara badan Lajnah Imaillah Indonesia pertama, berdiri secara resmi di Padang pada tahun 1931.
Jika cabang Jemaat Ahmadiyah berdiri di suatu daerah, maka akan dibentuk pula kepengurusan Lajnah Imaillah di daerah tersebut. Oleh karena itu, perkembangan badan Lajnah Imaillah di suatu daerah, tidak dapat dipisahkan dari perkembangan cabang Jemaat di daerah tersebut.
Dalam rangka melaksanakan perintah Hadhrat Khalifatul Masih II ra, Maulana Rahmat Ali HAOT setibanya di Indonesia pada tahun 1925 langsung bertabligh untuk melaksanakan misinya. Dalam perjalanan tablighnya, Maulana Rahmat Ali HAOT juga memberikan pendidikan kepada ibu-ibu dan isteri-isteri anggota tentang kedudukan perempuan dalam Islam.
Pada tanggal 2 Oktober 1925 tibalah Maulana Rahmat Ali HAOT di Tapaktuan, Aceh. Beberapa bulan di Tapaktuan, telah ada sekitar 15 orang menjadi pengikut Ahmadiyah. Pada bulan Maret tahun 1926, Mln Rahmat Ali meneruskan perjalanan tablighnya ke Sumatera Barat, tepatnya di kota Padang.
Pada umumnya, seiring dengan berdirinya cabang Jemaat di suatu daerah, maka berdiri pula organisasi ibu-ibu Lajnah. Pada mulanya ibu-ibu mengikuti kegiatan kaum bapak dalam pendidikan dan juga salat berjemaah. Dalam perkembangannya, selain mengikuti berbagai kegiatan bapak-bapak, Lajnah juga mulai mempunyai kegiatan sendiri.
Sejalan dengan berdirinya Jemaat Ahmadiyah di Padang, terbentuklah pula Lajnah Imaillah di Padang, yang dalam kegiatannya masih mengikuti kegiatan kaum bapak, khususnya dalam pertablighan dan pendidikan.
LI Padang baru diresmikan menjadi organisasi LI pada tahun 1931, kepengurusan yang pertama diketuai oleh Ny Siti Alam Sundari Daud sampai tahun 1938. Pada waktu mulai berdirinya Lajnah Imaillah di Padang, anggotanya sebanyak 14 orang.
Di samping itu, kaum ibu juga mengadakan kegiatan dalam bidang keputrian (menjahit), yang dipimpin oleh Ny. Siti Alam Sundari Daud, Ny Siti Anyar Bakar dan Ny. Rahwiah Jamal. Hasil kerajinan tangan ibu-ibu Lajnah dikirim ke LI Pusat melalui Maulana Rahmat Ali ketika beliau cuti tahun 1930. Untuk hal ini, LI Pusat berkenan memberikan sebuah medali emas sebagai Penghargaan atas kegiatan LI Padang.