Sesungguhnya laki-laki yang berserah diri kepada Allah dan perempuan yang berserah diri kepada-Nya, dan laki-laki yang beriman dan perempuan yang beriman, dan laki-laki yang taat dan perempuan yang taat dan laki-laki yang jujur dan perempuan yang jujur, dan laki-laki yang teguh imannya dan perempuan yang teguh, dan laki-laki yang rendah hati. dan wanita yang rendah hati, dan pria yang memberi sedekah dan wanita yang bersedekah, dan pria yang berpuasa dan wanita yang berpuasa, dan pria yang menjaga kemaluannya dan wanita yang menjaga kesuciannya, dan pria yang banyak mengingat Allah dan wanita yang mengingat-Nya – Allah telah mempersiapkan bagi mereka semua pengampunan dan pahala yang besar.’ (QS.33:36)
Hadhrat Nusrat Jehan Begum ra (1865-1952) adalah contoh yang sangat baik dari semua kualitas yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an di atas. Dia adalah contoh modern dari keunggulan spiritual, moral dan pribadi yang dapat dicapai dengan mengikuti perintah-perintah Al-Qur’an.
Selain memberikan teladan dalam hal ibadah kepada Allah Taala, Hadhrat Amma Jaan ra juga memberikan contoh sempurna terkait tugas seorang ibu. Semua orang tahu bahwa ibu adalah madrasah pertama, namun metode pendidikan keibuan seperti apa yang harus diterapkan untuk menciptakan generasi yang kokoh, secara fisik, mental dan juga kerohanian?
Putri beliau, Hadhrat Nawwab Mubaraka Begum (ra), telah menjelaskan metodenya yang luar biasa dalam melatih anak-anak dalam beberapa prinsip dasar:
- Beliau selalu menunjukkan kepercayaan yang besar kepada anak-anaknya sehingga mereka tidak ingin mengecewakannya. Pada masa sekarang tak sedikit anak-anak yang merasa kecewa pada orang tuanya. Bahkan, kegagalan anak-anak dalam menjalani kehidupan diarahkan pada kegagalan orang tua dalam mengasuh dan mendidik ketika kecil. Dengan menanamkan kepercayaan kepada anak, beliau ra memberikan kekuatan sejak kecil, bahwa keluarga-terutama ibu-adalah orang yang selalu memberikan support positif sampai kapanpun.
- Beliau mengajar anak-anaknya untuk tidak suka berbohong dan segala jenis kepalsuan. Beliau selalu berkata, “Anak-anakku tidak berbohong.” Demikianlah Hadhrat Nawwab Mubaraka Begum menceritakan bahwa mereka bahkan tidak dapat membayangkan berbohong bahkan tanpa kehadiran orang tua mereka. Kalimat sederhana ini bermakna luar biasa. Sejak kita tahu bahwa bohong adalah akar segala dosa, maka mengindari bohong adalah sebuah penjagaan rohani dari segala larangan Allah Taala.
- Beliau percaya bahwa anak-anak harus diajari kebiasaan mendengarkan orang tua. Namun, Beliau tidak sombong atau kasar dan berkata bahwa mereka tidak boleh diganggu sepanjang waktu. Kebiasaan ini berlaku dua arah, karena di saat yang sama beliau juga memberikan kepercayaan kepada anak. Maka lingkungan yang seimbang untuk mengemukakan pendapat telah tercipta sejak di rumah.
- Beliau mendorong bahwa mendidik anak sulung sangat penting karena anak-anak yang lebih kecil kemudian mengikuti anak sulung dan akan dengan mudah mengadopsi kebiasaan yang baik.
- Pada Jalsah Salanah (Pertemuan Tahunan), beliau akan memberikan tempat tidur cucu dan anggota keluarga lainnya kepada para tamu; dan bahwa mereka sendiri kemudian akan tidur di lantai. Latihan kecil ini akan membuat anak-anak belajar perihal pengorbanan untuk memuliakan tamu, toleransi, rendah hati, dan jauh dari sifat egois.
“Pesan saya adalah semoga salam saya sampai kepada kalian semua. Jemaat harus tetap teguh pada kebenaran dan iman dan tidak boleh kendur dalam dakwah Islam dan Ahmadiyah. Semua berkat ada di dalamnya. Saya selalu berdoa untuk Jemaat. Jemaat juga harus mengingat saya dan anak-anak saya dalam doa-doa mereka.” (Direkam oleh Hadhrat Mirza Bashir Ahmad(ra) pada 7 Februari 1952).