Sosok seorang ibu bagaikan pilar kehidupan. Ia memberikan kehangatan dan ketenangan, seperti matahari yang selalu bersinar di tengah keluarga. Bahkan, dalam Islam sosok ibu dihormati secara tinggi atau dipandang lebih mulia dibandingkan ayah, meskipun keduanya harus menjadi orang yang paling dihormati oleh setiap anak.
Sosok ibu dibahas dalam beberapa ayat Al-qur’an dan hadis. Berbakti kepada orang tua, termasuk ibu sebagai bagian dari kewajiban anak dan merupakan sebuah perintah dari Allah swt agar mendapatkan keberkahan di dunia dan juga akhirat.
Rasulullah saw sendiri memberikan penekanan khusus pada perlakuan baik terhadap ibu, dan banyak ayat Al-Qur’an yang menyoroti pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua, terutama ibu.
Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw menyebutkan kata ibu tiga kali sebelum kata ayah.
“Seorang pria pernah mendatangi Rasulullah SAW lalu berkata, “Siapa dari kerabatku yang paling berhak aku berbuat baik?” Beliau mengatakan, “Ibumu.” Dia berkata lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau mengatakan, “Ibumu.” Dia berkata lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau mengatakan, “Ibumu.” Dia berkata lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau mengatakan, “Ayahmu.” (HR Bukhari dan Muslim).
Selain itu juga dalam Al-Qur’an surat Al-Ahqaf ayat 15,
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”
Sebagai seorang ibu, perannya sangat besar dalam mendidik anak-anak, memberikan kasih sayang, dan membimbing mereka menuju kehidupan yang islami. Oleh karena itu, dalam ajaran Islam, berbakti kepada ibu dianggap sebagai tugas yang mulia dan mendatangkan pahala.
Rasulullah saw bahkan menyebut surga berada di bawah telapak kaki ibu. “Aljannatu tahta aqdamil-ummahat,” artinya: “Surga terletak di bawah kaki ibu.”
Hadis ini menjelaskan bahwa, tanggung jawab untuk perkembangan moral dan kerohanian anak-anak telah diembankan kepada seorang ibu, karena mereka memiliki pengaruh terbesar bagi anak-anak. Hal ini berarti bahwa, para ibu tidak hanya memberikan petunjuk yang akan membimbing anak-anak mereka pada surga melainkan mereka juga harus menunjukkan jalannya dengan perilaku mereka. (Paradise Under Your Feet).
Ini selaras dengan nasihat Hadhrat Khalifatul Masih IV (ra), “Jika dikatakan bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu, bukan berarti bahwa *surga itu ada di setiap telapak kaki ibu*. Artinya surga hanya dapat diperoleh, oleh para generasi berikutnya, melalui para ibu yang dirinya menjadi tanda surgawi perwujudan surga terlihat pada pembawaan mereka.” (Ceramah ‘responsibility of Ahmadi Mother’ pada jalsah 27 juli 1991, di Inggris).
Sesuai dengan firman Allah swt dan beberapa nasihat di atas, peran seorang ibu sangat penting dalam membentuk karakter, memberikan cinta, dan menjadi tiang kuat dalam keluarga. Ibu sering kali menjadi penopang emosional dan pendukung utama bagi anak-anaknya.
Tak jarang peran ibu juga sebagai kepala rumah tangga melibatkan pengambilan keputusan, pengelolaan rumah, dan menciptakan lingkungan yang harmonis. Dia berkontribusi pada keseimbangan dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.
Tentunya ibu adalah seorang perempuan yang paling hebat di alam ini dan selalu diperhadapkan pada masalah dan selalu memperoleh solusi penyelesaiannya. Begitu mulianya seorang ibu, dapat menghadirkan surga bagi anak-anaknya.
Untuk menjaga kemuliaan seorang ibu, kita sebagai Lajnah Imaillah/ Muslimah Ahmadiyah, di tengah kondisi zaman dengan teknologi yang semakin canggih dan juga banyak tantangan yang dihadapi. Kita harus memiliki kecintaan kepada Allah Taala dengan berusaha untuk memperbaiki akhlak, meningkatkan ketaqwaan, meningkatkan ilmu pengetahuan (cerdas), dan berdaya. Berdaya artinya berkekuatan; berkemampuan; bertenaga; kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak untuk mengatasi masalah.
Bertepatan dengan tanggal 22 Desember yang selalu diperingati sebagai Hari Ibu, menjadi kesempatan bagi siapapun untuk menghargai, merayakan, dan mengenang peran luar biasa yang dimainkan oleh ibu dan juga perempuan-perempuan hebat dalam kehidupan kita.
Mari ungkapkan perasaan kasih sayang terhadap perempuan yang telah melahirkan dan mengasuh kita. Ini adalah waktu terbaik untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan cinta kepada ibu kita serta semua ibu di sekitar kita. Meskipun sebenarnya, momen berbakti kepada ibu harus diterapkan setiap hari dan setiap waktu.
Selamat hari Ibu 2023. Muliakan ibu dengan cara berbakti dengan ikhlas.
Penulis: Liana S. Syam