“Menulislah, karena dengan menulis membuat kita bahagia.”
Closing statement tersebut disampaikan Prof. Dr Musdah Mulia dalam acara launching dan diskusi bukunya yang berjudul “Perjalanan Lintas Batas : Lintas Agama, lintas Gender dan lintas Negara.”
Bertempat di ruang Auditorium Perpustakaan Nasional RI di kawasan Medan Merdeka Jakarta pada tanggal 22 Februari 2024 lalu, Lajnah Imaillah, Muslimah Ahmadiyah Indonesia turut menghadiri acara tersebut. Dalam hal ini, Lajnah Imaillah diwakili oleh Anggota Kehormatan Yatty Barmawi, Sekretaris Mal Tambahan Isye Nuraisya, Muawin Humas PPLI Evy Affiati dan Asisten Muawin Humas PPLI Ine Muminah.
Buku setebal 630 halaman ini diterbitkan oleh “Buku Obor.” Diskusi dan bedah buku terasa menarik dengan kehadiran Bambang Harymurti (wartawan), Prof. Dr. Sulistyowati Irianto, M.A. (Guru Besar Antropologi Hukum UI), dan Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani (Cendekiawan Muslim Muhammadiyah, Peneliti BRIN).
Dalam peluncuran buku tersebut, Prof. Musdah menceritakan pengalaman perjalanan beliau yang ke berbagai tempat di dunia. Perjalanan bagi beliau adalah kesempatan untuk belajar dan menggali hikmah, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Telah banyak pengalaman perjalanan luar negeri yang beliau tulis, namun masih banyak perjalanan dalam negeri yang belum beliau tuliskan.
Prof. Musdah membagi pengalaman kunjungan ke berbagai komunitas agama dan kepercayaan, termasuk menghadiri perhelatan agama Kristen dan Mormon di Amerika, pertemuan Yahudi, Katolik, Baha’i dan agama-agama lainnya di seluruh dunia.
Bukan hanya itu, Beliau juga mencatat kunjungan ke kelompok gender yang dianggap tidak normal serta menghadiri himpunan Muslim di Afrika Selatan. Penulis menekankan bahwa perjalanan ini melintasi berbagai batasan dalam kehidupan masyarakat, seperti lintas agama dan gender.
Sementara itu dalam pemaparannya, Prof. Ahmad Burhani mengatakan bahwa beliau adalah salah satu orang yang beruntung dapat mengikuti perjalanan spiritual bersama Prof. Musdah. Salah satunya, mengikuti Jalsah Salanah Ahmadiyah di London.
“Saya beruntung termasuk salah satu yang mengikuti perjalanan spiritual dan lintas batas ini oleh Ibu Musdah yaitu ketika tahun 2023 saya bersama Pak Amir Mirajudin, Pak Kandali, Pak Yendra dan sebagainya menghadiri Jalsah Salanah Ahmadiyah di London dan kemudian kita (berkunjung) ke beberapa tempat yang sangat penting dalam jejak-jejak Islam di Inggris yaitu masjid-masjid yang tersebar di sana, London, di Inggris, masjid yang memiliki makna sejarah terhadap kehadiran Islam di Eropa. Dan itu saya kira bagian yang akan ditulis oleh Bu Musdah dalam buku berikutnya,” ujarnya.
MasyaAllah, dalam acara peluncuran buku tersebut, Ahmadiyah beberapa kali disebutkan oleh para pembicara. Bahkan, suami Prof. Musdah juga menyampaikan bahwa di saat buka puasa bersama teman-teman Muslim dari berbagai aliran, sempat shalat Tarawih dipimpin oleh Bapak Mln. Zafrullah Pontoh dari Ahmadiyah yang menurut makmum, beliau sangat fasih membacakan ayat-ayat Alquran.
Dalam acara ini, diputar video mengenai sekelumit isi buku ini. Salah satu tayangannya tampak foto Khalifah Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba, beserta Prof. Musdah dan para peserta Jalsah Salanah UK.
“Saya sangat senang menulis, karena bagi saya, menulis itu semacam healing dan cara untuk mengobati diri dan untuk memperbaiki kualitas diri. Saya selalu yakin bahwa menulis adalah cara untuk bahagia, karena itu menulislah.” Ucap Prof. Musdah di penghujung acara.
Selain perwakilan Lajnah Imaillah, turut hadir pula beberapa Pengurus Besar JAI yaitu Bapak Yendra Budiana, Bapak Kandali, Bapak Mln. Zafrullah Pontoh serta tim Media Center yang turut meliput kegiatan ini.
Buku karya Prof. Musdah Mulia sekarang sudah menjadi salah satu koleksi di Perpustakaan Nusrat Jahan. Semoga peluncuran buku ini menjadi salah satu cara agar masyarakat Indonesia mengetahui bahwa Jemaat Ahmadiyah adalah Islam.
Kontributor : Ine & Isye