Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Ummu Fadhl ra – Selalu Haus Ilmu, Ibu dari Ulama dan Imam Tafsir

Ummu Fadhl

Ummu Fadhl bernama asli Lubabah binti Al Harits bin Hazn bin Buhair Al-Hilaliyah, sosok wanita mulia nan agung.  Ia lebih dikenal dengan panggilan Ummul Fadhl karena putra pertamanya bernama Fadhl. 

Dia adalah salah seorang dari 4 mukminah yang keimanannya mendapatkan persaksian dari Rasulullah SAW.  Dan Rasulullah SAW telah menyampaikan kesaksiannya tentang keimanan 4 bersaudara ini dalam sabda beliau:

“Ada empat perempuan bersaudara, yakni Maimunah, Ummul Fadhl, Salma dan Asma binti Umais (saudara seibu) adalah wanita-wanita yang beriman” (HR. Nasa’i dan Hakim dari Ibnu Abbas).

Keempat bersaudara ini merupakan wanita-wanita yang dinikahi oleh laki-laki hebat dan mulia. Mengapa? Karena Maimunah adalah istri Rasulullah SAW.  Lubabah atau Ummul Fadhl dinikahi oleh Abbas ra paman Rasulullah. Salma dinikahi oleh Hamzah yang juga paman Rasulullah.  Sedangkan Asma’ dinikahi oleh Ja’far bin Abi Thalib sepupu Rasulullah.

Salah Satu Wanita Islam yang Giat Menuntut Ilmu

Ummul Fadhl dikenal sebagai wanita yang sangat haus dengan ilmu.  Maka setelah tinggal di Madinah, Ummul Fadhl memiliki seorang penuntun yang bertugas membawanya ke rumah Rasulullah saw, dan selalu menjumpai Rasulullah baik ketika beliau sedang bersama Maimunah maupun sedang bersama istri-isrti Rasulullah yang lain.  Dan tidak ada seorang pun yang merasa keberatan dengan kebiasaan Ummul Fadhl ini, karena semua orang mengetahui keutamaan dan keistimewaan Ummul Fadhl ra.

Kebahagiaan Ummul Fadhl tidak hanya sampai disini, ia juga sangat senang dengan keberadaan putera tercinta Abdullah bin Abbas yang dilahirkan ketika menjalani masa pemboikotan yang dilakukan oleh Quraisy terhadap Bani Hasyim.  Ketika Abdullah masih dalam kandungan, Ummul Fadhl mendapat kabar gembira dari Rasulullah.

Dalam sebuah riwayat dikisahkan, ketika Ummul Fadhl sedang berjalan dan Rasulullah sedang ada di area Hijir, tiba-tiba beliau menyapanya, “Hai Ummul Fadhl, sesungguhnya engkau sedang mengandung seorang anak laki-laki”.  Ummul Fadhl pun heran seraya bertanya, “Apa maksudnya Ya Rasulullah, apakah karena orang-orang Quraisy telah bersumpah tidak ingin mendapat anak perempuan?”.  Rasulullah SAW menjawab, “Bukan karena itu.  Tetapi memang seperti yang kukatakan tadi.  Jika engkau melahirkannya, maka bawalah ia kepadaku”.

Maka setalah melahirkan, Ummu Fadhl pun membawanya kepada Rasulullah SAW.  Beliau memberi nama Abdullah, lalu mentahnik lidah bayi dengan ludahnya.  Setelah selesai Rasulullah SAW berkata, “Bawalah anakmu ini, kelak engkau akan mendaptinya sebagai seorang anak yang pandai dan bijaksana”.

Ibnu Abbas putra Ummu Fadhl pun tumbuh menjadi pemuda yang tampan, gagah , berbadan tinggi dan tegap, berwibawa, cerdas dan bijaksana.

Suatu saat ketika giliran Rasulullah di rumah Maimunah, bibi dari Ibnu Abbas.  Maka Ibnu Abbas menyiapkan air wudhu yang akan digunakan oleh Nabi di malam hari.   Maimunah pun memberitahu Nabi, tentang hal tersebut lantas Nabi berdoa : “Ya Allah pahamkanlah dia tentang agama ini dan ajarkanlah ta’wil (tafsir) kepadanya”.

Ibnu Abbas ra berkata, “Nabi saw berdoa dua kali agar aku dianugerahi hikmah” (HR. Tirmidzi)

Ketika Rasululllah wafat, maka usia Ibnu abbas 13 th.  Ia dikenal sebagai ulama terbesar umat dan digelari Al Bahr (laut), karena memiliki ilmu pengetahuan yang sangat luas.  Bahkan ketika Umar dan Utsman menjadi Khalifah, maka Ibnu Abbas sering dimintai pendapat dan fatwa dalam berbagai urusan.

Peran Ibu dalam Pendidikan Generasi

Sosok Ibnu Abbas ra yang tumbuh menjadi ulama terbesar di jamannya, tentu tidak lepas dari peran Ibundanya, Ummul Fadhl.  Seorang ibu yang juga selalu semangat mempelajari ilmu sejak masuk Islam, Ibu yang cerdas, tangguh dan mujahidah pemberani.

Di era kapitalis liberal saat ini, seringkali kaum muslimah terjerat pada pemikiran kapitalis liberal, sehingga lebih memilih berkarya di luar rumah untuk mengejar karir atau status sosial yang tinggi di mata manusia.  Sedangkan peran Ibu sebagai pendidik generasi seringkali diabaikah bahkan tak jarang dipandang dengan sebelah mata.

Mereka lupa bahwa sosok Abdullah bin Abbas tumbuh menjadi ulama terbesar dan Ahli Tafsir Terkemuka yang bijaksana di jamannya adalah karena peran besar dari Ibu dalam mendidik dan membimbingnya.

Kecerdasan dan kehebatan Ummul Fadhl dalam mendidik generasi dibuktikan dengan kehebatan keenam putranya yang memiliki kedudukan mulia yaitu Fadhl, Abdullah Al-Faqih (Ibn Abbas), Ubaidillah Al-Faqih, Qutsam, Ma’bad dan Abdurrahman.

Wanita dengan Kecerdasan dan Kejeniusannya

Ummul Fadhl ra menjalani hari-harinya dengan menyibukkan diri belajar berbagai hal dari Rasulullah saw baik petunjuk, kesabaran, akhlak maupun ilmu hingga ia menjadi salah seorang wanita yang benyak meriwatkan hadits.  Banyak sahabat yang menimba ilmu darinya termasuk kedua putranya sendiri, Abdullah (Ibnu Abbas) dan Tamam.

Allah azza wa jalla menganugerahinya kemuliaan lain, yakni ia dan suaminya Abbas, ikut melaksanakan haji wada’ bersama Rasulullah saw.  Ummu Fadhl mengalami kejadian penting ketika wuquf di Arofah.

“Umair pelayan Ibnu Abbas menceritakan dari Ummul Fadhl bahwa ketika wuquf di Arofah ada beberapa orang yang berdebat di dekatnya tentang puasa Rasulullah SAW pada hari itu.  Sebagian berpendapat bahwa Rasulullah Saw berpuasa, tapi sebagian yang lain mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa.

Melihat hal itu, Ummul Fadhl ra langsung mengirim wadah berisi susu kepada Rasulullah Saw  yang sedang duduk di atas punggung untanya. Dan Rasulullah pun meminumnya” (Muttafak’alaih).  Itulah kecerdasan dan kejeniusan Ummul Fadhl dalam menyelesaikan perdebatan yang tengah terjadi tentang puasa Rasul.

Ketika Rasulullah SAW wafat, Ummu Fadhl merasakan kesedihan yang sangat. Namun ia tetap sabar dan menyerahkan segalanya kepada Allah.  Ia pun tetap berpegang teguh dengan keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan baiknya. 

Setelah melalui perjalanan yang panjang penuh dengan karya dan pengorbanan demi menegakkan agama Allah,  Ummul Fadhl pun terbaring lemah di kasur menuju kewafatannya.  Ia telah banyak berjasa kepada agama ini, salah satunya adalah perannya yang sangat besar dalam melahirkan dan mendidik ulama terbesar umat yakni Abdullah bin Abbas.

 

Sumber : 35 Sirah Shahabiyah jilid 2 karya Mahmud Al Mishri

LI Indonesia Update