Bandung – Berawal dari perkenalan saat acara lintas iman, “Puanhayati” mengundang perwakilan Lajnah Imaillah untuk hadir dalam perayaan HUT ke-7 Puanhayati pada Senin, 13 Mei 2024. Perayaan ini mengusung tema meningkatkan solidaritas dan pelayanan kepada sesama dengan tindakan nyata.
Dua agenda utama pada acra ini yaitu diskusi dan doa bersama di pusara Ibu Inggit Garnasih, dilanjutkan bakti sosial donor darah di PMI Kota Bandung. Selain 3 orang LI Bandung Kulon, acara juga diramaikan oleh kehadiran komunitas perempuan lain seperti IJABI Fatimiyah dan Iteung Gugat.
Kegiatan dimulai dengan sesi perkenalan dan sharing yang bertujuan untuk memberikan motivasi dan harapan bagi kemajuan Puanhayati ke depan. Pada kesempatan ini, Ketua LI Bandung Kulon, Susi, menyampaikan selamat dan memaparkan selayang pandang Lajnah Imaillah di Bandung Raya yang memiliki beberapa cabang.
“Lajnah Imaillah adalah badan organisasi perempuan dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang Alhamdulillah sudah berumur 100 tahun di tahun 2022 lalu,” jelas Susi yang disambung dengan berbagi kiat keberhasilan berorganisasi.
“Kunci dari keberlangsungan organisasi kami adalah keitaatan kepada pemimpin. Pemimpin yang dimaksud bukan hanya terhadap Pemimpin Jemaat Ahmadiyah ataupun Khalifah yang memimpin secara rohani, tetapi juga taat kepada aturan pemimpin di negara atau daerah tempat kita tinggal untuk kemaslahatan bersama.” Sambung Susi.
Ketua Puanhayati Jawa Barat, Rela Susanti, mengisahkan akan perjuangan seorang perempuan di balik tokoh besar proklamator negara, Inggit Garnasih.
Dipilihnya titik kumpul ini juga bukan tanpa alasan, yaitu untuk mengenang jasa tokoh perempuan yang meskipun tidak bergelar pahlawan, tapi ketegaran dan ketabahannya patut diteladani.
Peran Ibu Inggit Garnasih memang tidak secara langsung terlihat dalam aktivitas politik formal, tapi beliau selalu mendukung secara moral dan material Bung Karno selama masa-masa sulit saat diasingkan.
Para hadirin lain kemudian melaksanakan doa bersama di pusara Ibu Inggit Garnasih, sementara para Lajnah menyaksikan suasana khidmat tersebut.
Setelah serangkaian acara di lokasi pertama, rombongan berkonvoi ke PMI Kota Bandung untuk mendonorkan darah. Di sana sudah menunggu komunitas perempuan lain berseragam kebaya warna-warni yaitu Cinta Budaya Nusantara (CBN) yang bergerak dalam pelestarian seni dan budaya.
Dalam sebuah perkenalan, ternyata salah satu anggota CBN yang memiliki kerabat seorang Ahmadi. Mereka pun siap diundang dalam kegiatan-kegiatan Lajnah Imaillah.
Ada 2 orang Lajnah yang bisa menyumbangkan darahnya pada kesempatan tersebut.
“Terima kasih atas kehadiran Lajnah Imaillah mulai dari awal hingga ikut mendonorkan darahnya. Kami juga sering mendengar tentang acara besar Ahmadiyah seperti Jalsah, penasaran ingin ikut juga dan ingin berkunjung ke Markaznya. Jika ada kegiatan lain, nanti bisa saling undang,” ungkap Rela saat rombongan LI berpamitan.
Sekali lagi, hal ini membuktikan bahwa LI tidak eksklusif dan senantiasa membaur menabur kebaikan tanpa membeda-bedakan.
“Meskipun yang hadir disini merupakan komunitas perempuan minoritas, namun dengan saling dukung dalam kebaikan, dari yang minor ditambah minor lagi tentu akan jadi mayor, kekuatan besar bersama. Itu juga yang memotivasi kami untuk hadir di sini. Beberapa kegiatan sosial juga sering kami adakan seperti donor darah, donor mata, pemeriksaan kesehatan, bazaar. Semoga kedepannya kita bisa berkolaborasi,” ujar Alfi, Sekretaris Isyaat Bandung Kulon.
Kontributor: Amatul Shafi