Saya mendapat kabar kalau orang tua saya yang sudah dekat dengan lokasi menempuh perjalanan kurang lebih 8 jam harus kembali lagi ke rumah dan harus menempuh perjalan panjang kembali.. Rasa kesal, marah, sedih, bingung, menjadi satu.
Tengah malam, akhirnya saya melihat suami saya turun. Ia bercerita bahwa ada orang asing di Stasiun menghampiri dan berkata, “Mau kemana? Acara sudah bubarkan” lalu ia pergi begitu saja.
Pukul 1 dini hari, terdengar suara sirine polisi. Anggota yang sudah terlelap seolah sedang bersiap jikalau terjadi sesuatu. Alhamdulillah setelah itu panitia Jalsah masuk dan memanggil seluruh Amir Perjalanan di masing-masing wilayah dan mulai mendata anggota yang ada di tempat tersebut dan memindahkan kami sebagian besar untuk tidur di dalam hotel. Malam itu rasanya seperti mimpi.
Jum’at, 6 Desember 2024. Matahari mulai menampakan dirinya, kami semua berpikir akan menuju manislor untuk melaksanakan Jalsah. Namun, takdir berkata lain, maklumat 4 beredar, kalau Jalsah dibatalkan.
Tangis seluruh peserta mulai pecah, kami batal melaksanakan Jalsah Nasional. Lalu kami harus apa? Kemana kami harus pergi? Ditengah kesedihan tersebut, banyak sekali anggota yang sudah bersiap berdagang di bazar Jalsah, mengalami banyak kerugian. Barang tidak terjual dan harus membawa kembali pulang.
Tak sampai disitu, kami diminta harus segera meninggalkan hotel, karena para Ormas sudah menyisir hotel-hotel.
Kepanikan para anggota mulai pecah kembali, seluruh peserta bersiap untuk turun dan keluar dari hotel. Banyak yang mulai membatalkan tiket perjalan dan memesan tiket perjalanan yang baru.
Sekitar pukul set. 10 pagi, makan siang pun datang seluruh peserta membungkus makanan itu untuk di konsumsi pada saat siang hari. Kami menunggu di luar hotel untuk penjemputan bus yang telah disiapkan oleh panitia. Lebih dari 2 jam menunggu, anggota mulai meninggalkan hotel tersebut. Sementara rombongan Sultra hampir jam 3 sore mulai meninggalkan hotel.
Alhamdulillah, anggota sudah dievakuasi. Jumat sore, saya dan suami berhasil masuk ke area Manislor. Sebelumnya bingung karena harus berputar-putar banyak jalan yang diblokade. Sampai saat ini kami segenap anggota ahmadi harus mengikhlaskan semua yang terjadi, walau terasa sakit tapi do’a terbaik untuk ujian dan kemajuan Jemaat.
Kontributor: Linda M Afifah (Sultra)
Editor: Sofia F