Huzur (aba) melanjutkan:
“Jadi, gunakanlah pengaruh Anda untuk memupuk cinta, perdamaian dan persatuan di dalam rumah Anda. Begitu juga, di lingkup yang lebih luas, gunakan pemikiran, keterampilan dan kemampuan Anda untuk merawat perdamaian dan keharmonisan, ketimbang menyalakan perpecahan atau perselisihan. Dengan keberanian dan hati yang luas, jadilah teladan dalam akhlak dan kebenaran.”
Kesederhanaan dan Kewaspadaan Moral
Huzur (aba) menekankan betapa pentingnya kesederhanaan dalam membangun masyarakat yang damai. Huzur menyampaikan bahwa hampir semua perempuan muslim Ahmadi memahami dan mengutamakan kesederhanaan dengan begitu semangat, serta menempatkan ikatan mereka dengan Allah di atas kepentingan duniawi. Namun, kehati-hatian diperlukan sepanjang waktu guna menjaga keseimbangan dan persatuan di dalam masyarakat.
Mengenai perlunya sikap kehati-hatian dan waspada, Yang Mulia Huzur (aba) menasihatkan:
“Dunia sudah sangat tenggelam dalam kehancuran akhlak sehingga kewaspadaan yang tinggi dan usaha yang terus menerus sangat perlu dilakukan demi melindungi diri … Setiap muslim Ahmadi baik pria maupun wanita harus berusaha menjaga kesucian kalian dengan cara apapun. Tujuan kalian seharusnya adalah menjadi yang terbaik dalam akhlak dan moral, murni demi meraih keridhaan Allah.”
“Akan tetapi, setan senantiasa mengintai di dalam bayang-bayang, dan siap menerkam. Ia berusaha memanfaatkan segala kelemahan demi memicu perpecahan dan mengalihkan manusia dari jalan kebenaran dan kesucian. Sehingga, fokus Anda dalam meraih kebenaran tidak boleh hanya selama tiga Ijtima saja atau beberapa kegiatan lainnya selama setahun ini. Justru, perjalanan Anda menuju keunggulan spiritual dan akhlak ini harus menjadi pencarian seumur hidup, bukan sekedar musiman belaka. Capailah standar itu sehingga harta karun karunia dan kerahiman Allah Ta’ala terbuka untuk Anda.”
Huzur (aba) bersabda berkaitan dengan keutamaan menjadi pribadi yang shaleh:
“ Tidak seharusnya kebiasan dan kualitas yang baik datang dan pergi seperti angin. Justru, setiap akhlak yang kita tanamkan dalam diri kita, baik itu demi memenuhi hak Allah ataupun hak sesama makhluk-Nya, harus mengekal di dalam kehidupan kita.” Dengan melihat kemunduran akhlak di dalam masyarakat, Yang Mulia Huzur (aba) bersabda “setiap anggota Lajnah harus merasa gelisah dan penuh kepedihan” dan harus “berusaha menghentikan kemerosotan moral dan spiritual ini.”
Ini adalah tanggungjawab yang berat, sehingga Yang Mulia Huzur (aba) bersabda:
“Jika hari ini ada perempuan di dunia yang rela dan ikhlas melepaskan diri dari pengejaran duniawi demi keridhaan Allah dan bersatu untuk bersama-sama meraih kemajuan spiritual dan keunggulan moral, mereka itu pasti adalah perempuan Muslim Ahmadi.
Dan atas karunia Allah, tertanam di dalam diri perempuan Muslim Ahmadi, di seluruh dunia, yaitu keshalehan, ketulusan, dan kesucian. Mereka menjauhkan diri dari segala keburukan dan pelanggaran. Mereka teguh dalam keimanan dan memahami ilmu agama. Mereka cerdas dan mengkhidmati jemaat dan masyarakat luas dengan ketulusan dan dedikasi.”