Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Perempuan sebagai Katalisator Perdamaian dan Persatuan Dunia

Kemudian, Yang Mulia Huzur (aba) menggarisbawahi ciri utama wanita beriman sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Quran:

Wanita beriman adalah mereka yang meninggalkan segala perbuatan syirik (menyekutukan Allah) – Hazrat Mirza Masroor Ahmad atba

“Namun, syirik dapat terjadi tanpa disadari, sehingga perempuan Muslim Ahmadi tetap waspada dan berjaga-jaga apalagi dengan bentuknya yang halus sekalipun. Caranya yaitu dengan meningkatkan ibadah kepada Allah Ta’ala .”

Untuk melindungi diri dari perbuatan syirik, Yang Mulia Huzur (aba) bersabda:
“Anda harus merenungkan dan memahami sifat-sifat Allah Ta’ala dan rutin berdzikir ilahi – mengingat Allah. Dengan teguh mengingat sifat-sifat Allah Ta’ala di dalam hati, Anda akan membangun tameng spiritual dalam melawan berbagai macam syirik – yang bisa menyelusup ke dalam hati dan pikiran seseorang.”

Sebagai sarana perlindungan selanjutnya, Yang Mulia Huzur (aba) mengingatkan para peserta bahwa di dalam khutbah Huzur sebelumnya, Huzur (aba) menghimbau setiap muslim Ahmadi untuk rutin mengirimkan shalawat kepada Muhammad (shallalahu alaihi wasalam) dan beristighfar sebanyak mungkin, yang mana itu akan melindungi mereka dari godaan setan dan membuat hati mereka terisi dengan kasih sayang Allah Ta’ala.

Membina Generasi Masa Depan dan Makna Ma’ruf

Yang Mulia Huzur (aba) menegaskan bahwa sembari perempuan muslim Ahmadi mendorong anak-anak mereka meraih prestasi akademik, mereka juga harus memastikan bahwa anak-anak mereka memperoleh pengetahuan agama dan di dalam diri mereka tertanam kecintaan untuk mengkhidmati Islam. Yang Mulia Huzur (aba) bersabda, “buah atas upaya mulia Anda akan dirasakan oleh generasi mendatang.”
Kemudian, Yang Mulia Huzur (aba) mengingatkan perempuan Muslim Ahmadi bahwa di dalam janjinya, mereka bersumpah akan mematuhi Khalifah e- Waqt dalam segala keputusannya yang “ma’ruf”.

Mengenai arti kata ma’ruf, Yang Mulia Huzur (aba) bersabda: “Sebenarnya, maksud dari kata ma’ruf yaitu mengharuskan kita untuk memenuhi perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Kata tersebut juga menghendaki kita untuk mengikuti seluruh ajaran Masih Mau’ud as. yang merupakan sumber cahaya abadi bagi umat manusia. Selain itu, kita juga diminta untuk mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan oleh Khalifah e- Waqt untuk seluruh anggota Jemaat, yang tentunya bersumber dari perintah Allah Ta’ala dan Rasulullah Saw.”

Kejujuran dan Menjaga Lisan, Fondasi Perubahan

Berkenaan pentingnya menyampaikan kebenaran, Yang Mulia Huzur (aba) mendorong Lajnah Imaillah untuk betul-betul memperhatikan para anggota agar senantiasa berpegang kepada kebenaran. Huzur (aba) bersabda:
“Apakah secara sengaja atau tidak, orang-orang terkadang menyampaikan kebenaran tidak secara utuh atau juga dengan cara yang menyesatkan. Ini adalah suatu bentuk kekeliruan dan dosa. Seseorang tidak boleh mengatakan sesuatu untuk mengakali orang lain demi alasan apapun. Oleh karenanya, apabila sekretaris Tarbiyat menyusun upaya-upaya terpadu dalam mendorong para Lajnah dan Nasirat untuk dapat melihat betapa luhurnya nilai kejujuran itu, itu akan menjadi pembangkit perubahan moral dan spiritual yang mendalam. Namun, saya yakin jika semua anggota Lajnah membudayakan kejujuran, maka lebih dari setengah kelemahan dan kekurangan pribadi maupun kelompok akan teratasi.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LI Indonesia Update