Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Rumah Belajar: Loyalitas untuk Mereka yang Terbatas

Namorambe, 4 Mei 2025 – Peresmian Rumah Belajar Humanity First Namorambe oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menjadi penanda penting atas hadirnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas keagamaan dalam mewujudkan pendidikan yang merata dan inklusif. Acara peresmian yang digelar di Desa Gunung Kelawas, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, masih bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional.

Rumah Belajar Namorambe merupakan salah satu inisiatif pendidikan berbasis pengabdian sosial yang dirintis sejak tahun 2018 oleh pasangan suami-istri anggota Jamaah Muslim Ahmadiyah Indonesia (JAI), yang melihat langsung keterbatasan akses pendidikan anak-anak di lingkungan tempat mereka mengabdi. Sang istri, seorang anggota Lajnah Imaillah yang kini telah berpulang (semoga Allah menjadikannya amal jariyah, Aamiin), menginisiasi kegiatan belajar mengajar dengan sepenuh hati bersama para relawan lainnya. Kini, Rumah Belajar Namorambe menampung 36 siswa dan siswi tingkat sekolah dasar dengan didampingi dua orang pengajar dan dua panitia dari unsur Lajnah Imaillah dan Khuddamul Ahmadiyya.

Dalam sambutannya kepada para siswa, Menteri Mu’ti memberikan pesan yang menguatkan semangat belajar: “Kalian adalah anak-anak yang akan memiliki ilmu yang tinggi, keterampilan, dan cinta tanah air dan bangsa. Jangan rendah diri, jadilah anak-anak yang percaya diri karena kalianlah harapan Indonesia di masa depan.” Kehadiran beliau sekaligus menjadi pengakuan atas kontribusi komunitas dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, selaras dengan amanat konstitusi.

Acara ini juga disemarakkan dengan partisipasi daring dari para pengelola Rumah belajar dan PAUD milik Jamaah Ahmadiyah dan milik anggota Ahmadi dari berbagai wilayah di Indonesia. Di antaranya Rumah Belajar Al-Masroor di Kurik (Merauke, Papua Selatan), Rumah Belajar Al-Masroor di Baubau (Sulawesi Tenggara), Rumah Belajar Maryam di Jambi, PAUDQU & TPQ Ihsan di Tambun-Bekasi, Rumah Belajar dan PAUD Phadli Umar di Cisalada (Bogor), PAUD Rukhsana di Surabaya, PAUDQU Azizah di Yogyakarta, PAUDQU Nasirat di Bandung, Rumah Belajar Al-Basith di Lombok, serta PAUDQU Ummul Mumineen di Jakarta dan lainnya. Jejaring ini memperlihatkan skala dan semangat khidmat yang meluas, bukan hanya secara geografis, tetapi juga secara sosial.

Ketua Nasional Lajnah Imaillah Indonesia, Dr. Siti Aisyah Bakrie, M.Pd., yang turut hadir dalam peresmian, menyampaikan apresiasi terhadap dedikasi para relawan dan pengelola rumah belajar di seluruh Indonesia. Ia menegaskan bahwa program Khidmat Khalq yang dijalankan oleh Lajnah Imaillah bertujuan untuk memperjuangkan kesetaraan akses pendidikan, khususnya bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera di daerah terpencil. “Kami berharap kegiatan rumah belajar ini tidak hanya bertahan, tapi terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi daerah lain,” ujarnya.

Peresmian Rumah Belajar Namorambe ini bukan sekadar simbol pembukaan fasilitas pendidikan, tetapi merupakan bukti bahwa loyalitas terhadap masa depan bangsa bisa dimulai dari langkah kecil yang penuh ketulusan. Lewat pengabdian Lajnah Imaillah, Humanity First, dan dukungan elemen masyarakat lainnya, ruang-ruang belajar kembali hadir di tempat-tempat yang sebelumnya terabaikan. Di situlah harapan untuk Indonesia yang lebih setara dalam pendidikan terus menyala.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LI Indonesia Update