Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Menumbuhkan Akar Iman, Menyatukan Hati: Ijtima Daerah LI Jateng 3, 4, dan 5

Semarang, 22 Juni 2025 – Lajnah Imaillah Wilayah Jateng 3, 4, dan 5 menggelar Ijtima Daerah bertema “Perbaiki Diri dan Pererat Persaudaraan sebagai Wujud Syukur 100 Tahun Jemaat Ahmadiyah Indonesia.” Bertempat di Masjid Nusrat Jahan, Kota Semarang, kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 120 anggota Lajnah dan 20 anggota Nashirat dari 10 cabang.

Acara dibuka dengan penyampaian amanat dari Sadr PPLI yang disampaikan oleh Ketua Daerah Jateng 5. Dalam pesannya, disampaikan pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia dan agama.

“Mendahulukan agama di atas dunia bukan berarti meninggalkan dunia sama sekali,” ujarnya, mengingatkan peserta untuk tidak melalaikan tanggung jawab rohani di tengah kesibukan duniawi.

Selain itu, disampaikan pula pentingnya menjaga salat sebagai bentuk pemenuhan janji baiat dan meningkatkan perhatian terhadap ilmu-ilmu agama sebagai jalan memperkuat iman.

Sesi selanjutnya dipandu oleh Ketua Daerah Jateng 4. Materi diawali dengan pemutaran video bertema Pohon”, yang menyoroti peran penting akar sebagai simbol kekuatan rohani. Tayangan ini menyentuh hati peserta dan memantik refleksi mendalam.

Salah seorang peserta dari Cabang Batang memberikan tanggapan,“Akar begitu berperan pada buah yang dihasilkan. Buah akan manis dan pohon akan berguna ketika akar terawat dengan baik.”

Setelahnya ditampilkan data grafik batang terkait jumlah cabang dan anggota LI pada tahun 2025. Tampak adanya pengurangan jumlah cabang akibat penggabungan unit-unit yang tidak lagi aktif. Sementara itu, jumlah anggota mengalami peningkatan, meski persentasenya masih tergolong rendah dan menjadi perhatian untuk ditindaklanjuti.

Dalam paparannya, disampaikan pula konsep jumud, yaitu keadaan stagnan atau penolakan terhadap perubahan. Hal ini menjadi peringatan agar seluruh anggota terus membuka diri terhadap pembinaan dan pengembangan melalui kegiatan yang telah difasilitasi jemaat.

Melalui analogi pohon, dijelaskan bahwa, akar menggambarkan kondisi mental dan spiritual, pemupukan adalah proses ta’lim dan tarbiyat, hama melambangkan konflik internal, dan pemangkasan menjadi bentuk ikhtiar menyelesaikan dan mencegah masalah.

Konflik atau perselisihan menjadi tantangan yang dapat terjadi di mana pun. Oleh karena itu, diperlukan kepekaan untuk menjadi penengah dan mendorong penyelesaian yang damai. Jika diperlukan, bantuan dari Komite Islah dapat diminta sebagai bentuk penyelesaian yang terstruktur.

Menjelang akhir sesi, peserta diajak merenungi pentingnya menjadi pribadi yang selektif dan penuh nilai—seperti lebah yang hanya menyukai keharuman dan mencari kualitas, bukan seperti lalat yang tertarik pada kebusukan.

Disampaikan pula sejumlah pertanyaan reflektif yang menggugah kesadaran:“Apakah salat hanya menjadi ritual atau sudah menjadi kebutuhan spiritual?” dan “Apakah kehadiran dalam Ijtima ini karena formalitas atau kesadaran?”

Di akhir materi, ditekankan bahwa iman yang satu seharusnya melahirkan kekompakan dalam berkhidmat. Ijtima Daerah ini diharapkan menjadi momentum memperkuat ukhuwah, meningkatkan kesadaran spiritual, dan menumbuhkan semangat kolektif dalam menjalani 100 tahun Jemaat Ahmadiyah Indonesia dengan penuh kontribusi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LI Indonesia Update