Pangalengan, 25 Mei 2025 – Udara dingin di pagi hari tak menyurutkan semangat anak-anak Ahmadi dari Cabang Pangalengan untuk mengikuti kegiatan Muawanah gabungan Nashirat, Athfal, dan Abna yang berlangsung dengan nuansa berbeda dari biasanya. Dengan tema besar “Menjadi Generasi Antibullying Dimulai dengan Mencintai Alam Semesta”, kegiatan ini mengajak anak-anak untuk berinteraksi dengan alam sekaligus menerima pendidikan karakter secara aplikatif.
Kegiatan dimulai pukul 06.30 WIB, diawali dengan olahraga bersama dan senam pagi di kawasan wisata Palima Hills, Pangalengan. Meski suhu udara tercatat hanya 16 derajat Celsius, semangat anak-anak tetap membara. Mereka berkumpul di Masjid Al-Fadhal dengan perlengkapan yang telah ditentukan: botol minum, bekal makan, jas hujan atau payung, serta kantong plastik untuk memungut sampah.
“Anak-anak tampak antusias. Mereka bukan hanya menikmati olahraga, tapi juga belajar nilai-nilai penting tentang kebersamaan, tanggung jawab terhadap lingkungan, dan kepedulian sosial,” ujar Ibu Anisa Mulyani, pengurus bidang Sehat Jasmani yang juga memimpin senam pagi.
Setelah kegiatan fisik, anak-anak diberi pemaparan edukatif mengenai pentingnya memahami dan mencegah bullying sejak dini. Dalam penjelasannya, Anisa menekankan bahwa bullying bukan hanya kekerasan fisik, tetapi juga dapat berupa tekanan mental dan psikologis seperti ejekan, body shaming, atau pemaksaan yang dibungkus dengan candaan.
“Anak-anak perlu dibekali keberanian untuk berkata tidak pada kekerasan, dan memahami bahwa mencintai diri sendiri dan sesama adalah langkah pertama untuk menjadi generasi antibullying,” ujarnya. Materi disampaikan secara interaktif dan disesuaikan dengan usia peserta.
Pesan moral juga diperkuat dengan kutipan dari Hadhrat Masih Mau’ud as: “Ketahuilah dengan yakin bahwa insan itu meraih kebahagiaan dan kemuliaan ketika tidak memusuhi seseorang dengan rasa permusuhan yang bersifat pribadi.” Selain itu, ayat suci dari QS. Asy-Syams (91:10–11) juga menjadi pengingat bahwa “Berjayalah orang-orang yang menyucikan dirinya, dan tidaklah berhasil orang-orang yang merusak dirinya.”
Kegiatan ditutup dengan aksi nyata mencintai lingkungan. Anak-anak diminta memunguti sampah plastik sepanjang perjalanan kembali ke masjid sebagai simbol kepedulian terhadap alam. “Dengan mencintai alam, kita belajar mencintai diri sendiri dan sesama. Inilah esensi dari pembentukan karakter yang kami upayakan,” ungkap Resti Oktavia, pengurus Nashirat.
Muawanah kali ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan sebuah gerakan kecil menuju generasi yang sehat, peduli lingkungan, dan bebas dari kekerasan. Kehangatan matahari yang akhirnya menyapa pagi itu seolah menjadi simbol keberhasilan kegiatan yang membekas tidak hanya di tubuh, tetapi juga di hati para anggotanya.
Kontributor: Nisa Nurfitriani