Panunggangan, 25 Juni 2025 – Meski siang hari diwarnai terik matahari yang menyengat, semangat anggota Lajnah Imaillah Cabang Panunggangan Pusat tetap menyala dalam mengikuti kegiatan rutin Ta’limul Qur’an yang dilaksanakan pada Rabu, 25 Juni 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh 11 orang anggota lajnah dan 1 orang simpatisan.
Biasanya kegiatan ini diselenggarakan pada pagi hari. Namun kali ini, dengan penuh semangat, para lajnah—terutama dari kalangan lansia—hadir di waktu siang, mengesampingkan kenyamanan untuk istirahat demi menambah ilmu dan meningkatkan kedekatan ruhani kepada Allah SWT.
Kegiatan dipimpin oleh Sekretaris Ta’lim dan diawali dengan pembacaan Surah Al-Fatihah beserta artinya. Dilanjutkan dengan pembacaan doa belajar, doa memperlancar lisan, dan doa program rohani. Setelah itu, para anggota bersama-sama membaca dan mendiskusikan sejumlah buku penting sebagai bahan kajian.
Salah satu materi yang dikaji adalah buku Materi Shalat, khususnya bagian ke-13 yang berjudul “Adalah Penting Untuk Mengetahui Terjemahan Shalat dan Quran Syarif.” Dalam bagian ini dikutip sabda Hadhrat Masih Mau’ud a.s.:
“Orang-orang yang tidak tahu-menahu mengenai apa yang mereka ucapkan, maka apalah artinya shalat mereka itu.”
Pesan dari bagian ini menekankan pentingnya memahami arti bacaan shalat agar ibadah menjadi lebih khusyuk dan bermakna. Disampaikan pula bahwa berdoa dalam bahasa sendiri juga merupakan bentuk komunikasi yang sah dan tulus kepada Allah SWT.
Selanjutnya, pembahasan berlanjut pada buku Bahtera Nuh karya Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Dalam bagian yang dibahas (halaman 6–7), dijelaskan mengenai nubuwatan beliau tentang datangnya wabah penyakit pes. Nubuwatan tersebut telah dituliskan lebih dari 20 tahun sebelumnya dalam buku Barahin-e-Ahmadiyah, dan terbukti terjadi kemudian. Hadhrat Masih Mau’ud menyatakan bahwa mereka yang tulus, rendah hati, dan tinggal bersama beliau akan dilindungi oleh Allah SWT dari bencana tersebut.
Materi ketiga adalah buku Filsafat Ajaran Islam (halaman 1–2), yang menegaskan bahwa semua argumen dan dalil dalam buku tersebut berlandaskan langsung pada Al-Qur’an. Hal ini menegaskan bahwa ajaran yang disampaikan oleh Hadhrat Masih Mau’ud senantiasa sejalan dengan wahyu Ilahi dan tidak menyimpang dari nilai-nilai Al-Qur’an yang sempurna.
Setelah kajian buku selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan dan pembahasan Surah An-Nisa ayat 84–92. Para peserta mendalami arti, tafsir, tajwid, dan makhraj, serta membahas beberapa pokok penting:
- Ayat 86–87: Mengulas tentang syafaat dan pertanggungjawaban di hadapan Allah. Syafaat yang benar akan diberi ganjaran, sementara syafaat buruk membawa pertanggungjawaban.
- Ayat 89–90: Membahas peringatan terhadap kaum munafik dan larangan menjadikan mereka sebagai sahabat sebelum mereka berhijrah di jalan Allah SWT. Ayat ini menjadi pengingat bagi umat Muslim agar tidak terpecah belah dan menjaga kesatuan iman.
Kegiatan kemudian ditutup dengan pengumuman dan doa bersama, menandai berakhirnya kegiatan Ta’limul Qur’an hari itu. Para anggota pulang dengan ilmu baru, hati yang dipenuhi semangat, dan ruhaniyah yang diperkuat untuk terus istiqamah dalam keimanan dan pengabdian.