Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Pertemuan Khusus Mubayyin Baru: Menemukan Islam di Pangkuan Jemaat Ahmadiyah

Garut, 21 Juni 2025 – Ruang Aula Peace Center Masjid Nasir Garut sore ini, diwarnai suasana yang mengharu biru. Tampak duduk melingkar, 12 orang Mubayyiah baru Jabar 6, didampingi para Mawakhat, Pengurus Daerah, dan Asisten Sekr. Ta’lim PPLI, Lilis Sahiba. Para Mubayyiah Baru ini sedang mengikuti salah satu rangkaian kegiatan Ijtima Daerah yaitu Pertemuan Khusus MB.

Acara pertemuan ini dikemas secara santai, duduk dalam satu lingkaran, saling berkenalan, saling menyapa, dan berbagi kisah perjalanan mereka hingga melabuhkan hati pada keimanan untuk berada dalam pangkuan Jemaat Ahmadiyah.

Meskipun hanya 12 orang yang hadir, namun cerita yang terbangun sungguh menakjubkan. Hampir semua Mubayyiah Baru mencurahkan kisah yang tidak mudah untuk sampai di titik menjadi seorang Ahmadi. Seorang Mubayyiah Baru menuturkan bahwa, dia berasal dari Katolik. Namun, ketertarikan kepada Islam sudah dirasakannya sejak remaja.

Hal inilah yang membawanya pada petunjuk demi petunjuk menuju cahaya terang. Demi berada dalam naungan Imam Zaman, Mubayyiah Baru ini dengan meneguhkan hati menjumpai Ibunda tercinta serta saudaranya dan meminta restu untuk menjadi Muallaf. Jelas sebuah permintaan yang dianggap aneh dan mendapat penolakan berujung pada timbulnya kemarahan dari pihak keluarga. Namun, tekad bulat telah terpatri dan pilihan menjadi Muallaf pun tak bisa ditawar lagi, meski harus kehilangan keluarga tercinta yang selama ini menjadi tempat bernaungnya. 

Linangan air mata dan isak tangis pun tak terbendung, mengingat beratnya perjuangan yang harus dilalui. Namun, dibalik duka yang mendalam, ada rasa syukur, kebahagiaan, kedamaian, dan satu keyakinan akan pertolongan Allah Ta’ala. Sementara itu, beberapa Mubayyiah Baru lainnya juga mengisahkan cerita berbeda dimana mereka merupakan keturunan Jemaat, bahkan orang tua mereka adalah sesepuh dan awalin Jemaat Jabar 6.

Namun karena kondisi dan situasi selama puluhan tahun mereka jauh dari Jemaat, tidak mendapatkan tarbiyat yang memadai dan sama sekali luput dari kegiatan-kegiatan jemaat. Namun, takdir pula yang kemudian membawa mereka ke pangkuan Jemaat dengan cerita perjalanan yang juga tidak mudah. Penentangan dari keluarga, dari masyarakat sekitar, rasa ragu, pertentangan batin turut mewarnai keputusan para MB yang membuktikan kekuatan doa dan keyakinan telah menjadi jawaban.

Kini, beberapa Mereka sudah tampil dengan percaya diri untuk mengajak anggota keluarga lainnya. Mereka menyatakan bahwa kami tidak ingin membiarkan keluarganya tidak merasakan kebahagiaan dan kedamaian yang kami rasakan ketika berada dalam naungan Jemaat. Suasana penuh keakraban dan kekeluargaan dalam temu MB ini diharapkan dapat membangun dan meneguhkan keimanan para Mubayyiah Baru serta menjadi motivasi kuat untuk hadir kembali dalam kegiatan-kegiatan lainnya dan mampu mengajak serta anggota keluarga lainnya. 

Kisah para Mubayyiah Baru ini, menjadi pelajaran berharga bagi anggota LI lainnya yang turut hadir di ruangan ini yang mayoritas adalah jemaat keturunan. Sebagai Ahmadi keturunan yang hidup di era yang sudah nyaman seperti sekarang ini, tentu tidak merasakan perjuangan berat untuk menjadi Ahmadi. Tantangan yang dihadapi pun tidak sebanyak dan serumit kisah para MB yang benar-benar harus berjuang, mengambil keputusan besar dan bertahan dengan segala kesulitan. Semoga pertemuan ini menumbuhkan rasa syukur dan kecintaan yang semakin kuat kepada Jemaat hingga akhir hayat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LI Indonesia Update