Jakarta Pusat, 25 Agustus 2025 – Komunitas Perempuan Ahmadiyah, Ketua Daerah Jabar 02 berkesempatan menghadiri undangan Workshop bertajuk “Advokasi Responsif Gender untuk Kemerdekaan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) “yang diselenggarakan oleh Wahid Foundation di Aula Gus Dur, kantor Wahid Foundation, Pegangsaan, Jakarta Pusat.
Kegiatan ini dihadiri berbagai organisasi lintas iman dan masyarakat sipil, di antaranya Abdurrahman Wahid Center for Peace Humanities, Sekber KKB, JAI, Ma’arif Institute, PGI, SEJUK, Yayasan Insklusif, Basolia Bogor, Aliansi Guyub Beragam, GusDurian Bekasi, Kapribaden Bekasi, GKP Depok, Pemuda Lintas Iman Bekasi, Global Peace Foundation, serta perwakilan Yayasan Fahmina Cirebon dan Solidaritas Jaringan antar Umat Beragama Tasikmalaya/Garut.
Acara dibuka pada pukul 10.00 WIB oleh moderator Saudara Rafi, dilanjutkan dengan sambutan dari Saudara Alam (Wahid Foundation) yang memaparkan latar belakang dan tujuan kegiatan. Menurutnya, selama lima tahun terakhir kelompok perempuan dan anak dalam komunitas minoritas kerap menjadi korban pelanggaran KBB. Workshop ini bertujuan menggali masukan serta rekomendasi peserta mengenai advokasi responsif gender sesuai kebutuhan dan konteks lokal di Jawa Barat.
Materi utama disampaikan oleh Siti Aminah T. dari The Indonesian Legal Resource Center (ILRC). Beliau menjelaskan bahwa pelanggaran KBB seringkali beririsan dengan kekerasan terhadap perempuan dan anak, baik dalam bentuk fisik, seksual, psikologis, maupun ekonomi. Manifestasi ketidakadilan gender, lanjutnya, kerap terjadi dalam lingkup keluarga, komunitas, hingga negara, serta dilegitimasi melalui adat, budaya, tafsir keagamaan, maupun hukum.
Setelah penyampaian materi, seluruh peserta diberi kesempatan memberikan tanggapan secara bergiliran. Sesi diskusi kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan reflektif seputar pengalaman organisasi masing-masing dalam isu gender dan KBB, keunikan komunitas, hingga program yang perlu diperbaiki. Peserta menuliskan jawaban, lalu membaginya dalam diskusi kelompok untuk merumuskan isu strategis advokasi gender di wilayah masing-masing serta pemetaan aktor yang perlu dilibatkan.
Suasana diskusi berlangsung akrab dan produktif. Setiap kelompok mempresentasikan hasil pemetaan strateginya sebelum acara ditutup dengan doa bersama pada pukul 16.45 WIB. Semoga workshop ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat advokasi berbasis gender bagi kebebasan beragama dan berkeyakinan, serta melahirkan kolaborasi berkelanjutan antar komunitas lintas iman.
Kontributor: Ketua Daerah 02