Hazrat Masih Mau’ud (as) menjelaskan bahwa surga tidak akan mungkin diperoleh hingga seseorang memperhatikan setiap tindakannya dan tindakannya itu harus didasarkan dengan. Itu yang akan menghasilkan kedamaian dan surga.
Huzur (aba) menekankan agar kaum wanita melindungi dirinya dari materialisme dengan memfokuskan diri pada taqwa dan ibadah kepada Allah Ta’ala, kemudian senantiasa berdoa agar Allah Ta’ala meneguhkan diri, suami dan anak di jalan-Nya.
Banyak program TV dan drama yang menimbulkan kemunduran daya pikir. Semuanya menjauhkan kita dari kemajuan rohani sehingga perlu untuk dihindari dengan segala upaya.
Huzur (aba) menyampaikan bahwa dunia saat ini sedang menuju kepada kehancuran, hanya mereka yang menjalin hubungan dengan Allah Ta’ala yang dapat terlindung dari kehancuran.
Kita semua harus memusatkan perhatian pada hubungan dengan Allah, juga hubungan dengan sesama makhluk termasuk hubungan dengan anak dan suami. Para wanita harus berdoa agar anggota keluarga mereka dilindungi dari segala hasrat dunia dan materialisme.
Jaman dahulu wanita dikenal banyak bicaranya. Tapi saat ini, banyak laki-laki juga yang menghabiskan seluruh waktunya untuk nongkrong, membicarakan hal yang tidak bermanfaat. Beberapa di antara suami bahkan ada yang mendorong istrinya agar tidak melaksanakan pardah dan mengikutkan istri mereka pada pertemuan yang bercampur antara laki-laki dan perempuan. Hal ini secara langsung bertentangan dengan petunjuk Hazrat Masih Mau’ud (as) bahwa laki-laki harus membimbing dan mengislah perempuan. Sekarang sepertinya wanitalah yang harus mengislah suaminya.
Di masa Rasulullah (saw), ada seorang wanita masuk ke masjid dengan memperlihatkan pakaian dan perhiasannya yang mewah, kemudian Beliau (saw) menyampaikan kepada kaum laki-laki agar menasihati istri mereka agar tidak hadir di masjid dengan sikap seperti itu.
Ini juga berlaku untuk kita di masa ini¸ para wanita tidak semestinya pergi ke masjid atau bahkan acara Jalsah dengan tujuan untuk memamerkan kecantikan layaknya seperti di acara pertunjukkan kecantikan. Dengan menyembunyikan kecantikan dan mendahulukan urusan rohani di atas urusan dunia, mereka telah memenuhi salah satu tanggungjawab yang diberikan kepada mereka.
Salah satu alasan diutusnya Hazrat Masih Mau’ud (as), yang datang sebagai cerminan rohani Rasulullah (saw), yaitu untuk menciptakan lingkungan dimana kaum wanita menjadi pribadi -pribadi yang berakhlak luhur dan bertakwa sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah (saw) terhadap para wanita muslim terdahulu.
Ini merupakan tanggungjawab yang besar untuk kaum wanita, dan mereka harus berupaya untuk mencapai standar ini. Allah Ta’ala akan menganjar setiap usaha mereka.
Terkadang, para pemudi terjebak dalam pengaruh ideologi tertentu yang katanya memberdayakan mereka tapi kenyataannya justru menekan mereka. Salah satunya adalah perihal pardah dimana wanita didorong untuk melepaskan diri dari perintah ini. Padahal, hanya dengan mengikuti perintah Tuhan inilah, wanita bisa menemukan kekuatan yang sebenarnya.