Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Ta’lim Days ke-21: Jangan Cemas akan Kutuk Laknat Dunia

Ta’lim Days, merupakan program inisiasi Sekretaris Ta’lim PPLI, telah terlaksana untuk yang ke-21 kalinya pada Minggu (07/09/2025) secara online melalui Zoom dan YouTube. Mengusung tema Buku Ajaranku karya Hazrat Masih Mau’ud as. yaitu, Jangan Cemas akan Kutuk Laknat Dunia, acara berjalan dengan sangat menarik. Dua tim pemateri, AMSAW Jabar 10 dan AMSAW Banten 2, berhasil memberikan sudut pandang yang memikat serta mendalam guna memahami tema buku Ajaranku tersebut. Berikut rangkuman yang dapat kami sajikan.

Perkembangan digital, secara nyata, membawa pengaruh negatif bagi perkembangan mental dan spiritual. Di satu sisi, pikiran-pikiran negatif seperti cemas berlebih, rendah diri, iri hati dan persaingan tidak sehat, muncul sebagai bentuk reaksi liar terhadap paparan bahagia semu dari yang nampak pada media digital saat ini. Padahal, satu sudut yang terlihat tersebut belum tentu mengindikasikan aktualitas hidup seseorang, bisa jadi hanya untuk kebutuhan promosi, atau diunggah tanpa niatan berarti.

Di sisi lain, tren terbaru bagi sebagian orang terasa seperti kebutuhan yang harus terpenuhi, sehingga rasa itu menimbulkan kekhawatiran apabila tidak diikuti, khawatir tidak diterima dan tidak diakui. Hal ini membawa manusia pada arus impulsifitas, pemenuhan yang tanpa didasari pengendalian diri atau kesadaran. Sadar apakah untuk menunjang hidup atau kebutuhan validasi belaka?

Di dalam buku Ajaranku, pikiran negatif dan akibat tidak mengikuti arus yang fana, dapat digambarkan sebagai kutuk laknat dunia.

Agama adalah bentuk kasih sayang Allah Ta’ala untuk umat manusia agar dapat menjalankan kehidupannya dengan penuh kesadaran. Melalui nilai-nilai Qurani, manusia dituntun agar setiap langkahnya berdaya guna baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Di dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 149, manusia dihimbau agar dapat mengendalikan pikiran hanya ke arah kebaikan saja dan berlomba-lomba untuk melaksanakannya (fastabiqul khairat). Untuk teguh pada fokus ini, Sang Imam Zaman kita, Hazrat Masih Mau’ud (as) meminta kita untuk senantiasa mengingat janji yang telah kita ikrarkan yaitu mengendalikan hawa nafsu (syarat Baiat ke-4), bersandar pada Allah Ta’ala dalam suka maupun duka (syarat ke-5), meninggalkan kebiasaan buruk (syarat ke-6), dan mencintai dan menaati khilafat dengan setulus hati (syarat ke-10). Selain itu, nilai-nilai Qurani seperti zuhud (sederhana), dan qana’ah (merasa cukup) harus terhayati dengan baik di dalam diri. Di dalam buku Ajaranku, Hazrat Masih Mau’ud (as) menasihatkan kita bahwa akar kebaikan adalah takwa. Sebagai anggota jemaatnya, kita diminta untuk meninggalkan hawa nafsu dalam keadaan apapun sebab Allah Ta’ala menginginkan perbaikan yang utuh dalam diri kita, kesadaran yang bulat dalam setiap langkah kita. Keunggulan yang sejati tidak akan pernah didapat dari validasi manusia. Hazrat Masih Mau’ud (as) bersabda, “Percayalah sepenuhnya kepada Allah, karena ia yang dengan kuat bertawakalakan lebih unggul dari segala apapun yang lain.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LI Indonesia Update