Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Webinar Rishtanata: Keuangan Sehat, Rumah Tangga Kuat, Langkah Awal Menuju Keharmonisan

Sabtu, 13 September 2025 – Dalam upaya memperkuat pondasi rumah tangga dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, Lajnah Imaillah Indonesia menyelenggarakan Webinar Rishtanata bertema “Keuangan Sehat, Rumah Tangga Kuat, Langkah Awal Menuju Keharmonisan.” Acara ini menghadirkan pembicara yang kompeten di bidangnya dan sarat dengan nilai-nilai spiritual serta praktis untuk membangun keluarga yang harmonis dan mandiri secara finansial.

Acara diawali dengan penyampaian amanat dari Sadr Lajnah Imaillah Indonesia, Prof. Dr. Siti Aisyah Bakrie yang disampaikan oleh Naib Bidang Tarbiyat, Ira Rahayu. Dalam pesannya, ia menekankan bahwa setiap permasalahan dalam rumah tangga hendaknya dihadapi dengan kesabaran, tawakal, dan kerja keras. Rumah tangga yang kokoh harus dijalankan atas dasar kesepakatan dan saling menghormati antara suami dan istri.

Ia juga mengingatkan, ketika salah satu pihak menuntut pasangannya untuk melaksanakan kewajiban, maka hak-hak pasangannya itu harus lebih dahulu dipenuhi. Prinsip timbal balik ini menciptakan keseimbangan yang menjadi fondasi keharmonisan. “Suami dan istri harus saling mendukung agar rumah tangga menjadi stabil dan bahagia,” ujarnya.

Materi utama webinar disampaikan oleh Churroh Muawidah, seorang praktisi finansial yang berpengalaman di berbagai aspek pengelolaan keuangan. Ia membuka materinya dengan menjelaskan bahwa keuangan yang sehat bukan sekadar soal uang, tetapi mencakup rasa aman secara emosional, mental, dan spiritual dalam mengelola keuangan masa kini maupun masa depan.

“Financial wellness bukan hanya tentang angka di rekening, tetapi bagaimana kita merencanakan, mengendalikan emosi, dan mengambil keputusan keuangan dengan bijak,” ungkapnya.

Menariknya, konsep pengelolaan keuangan ternyata sudah diajarkan dalam Al-Qur’an. Dalam QS. Yusuf ayat 46–48, dikisahkan bagaimana Nabi Yusuf (as) menakwilkan mimpi Raja Mesir tentang tujuh tahun masa kelimpahan dan tujuh tahun masa kelaparan. Nabi Yusuf (as) menganjurkan agar hasil panen pada masa subur disimpan sebagian besar untuk menghadapi masa sulit yang akan datang, prinsip pengelolaan keuangan yang relevan sepanjang zaman.

Dari kisah ini, Churroh menegaskan pentingnya menyisihkan, bukan menyisakan, penghasilan selama masa produktif (usia 25–65 tahun) untuk bekal masa pensiun. “Masa produktif adalah masa menanam. Jangan dihabiskan, tapi sisihkan agar masa pensiun menjadi masa menikmati hasil,” tuturnya.

Ia kemudian merangkum tiga pilar utama dalam membangun keuangan keluarga yang kuat. Pertama yaitu menyisihkan pendapatan di masa produktif. Gunakan masa produktif untuk menabung dan berinvestasi. Jangan menunggu ‘lebih’ baru menabung, tapi biasakan menyisihkan di awal setiap menerima penghasilan. Kedua, yaitu menetapkan tujuan keuangan yang nyata. Setiap keluarga perlu memiliki tujuan finansial yang jelas dan realistis, seperti membeli rumah, dana pendidikan anak, atau dana pensiun. Tujuan itu harus diyakini, diafirmasi, dan disertai doa, sebab Allah Ta‘ala Maha Kuasa untuk mengabulkan setiap niat baik. Ketiga yaitu, mengatur anggaran rumah tangga dengan bijak. Penghasilan sebaiknya dibagi ke dalam beberapa porsi agar kebutuhan spiritual, sosial, dan ekonomi terpenuhi secara seimbang. Menyisihkan dana darurat sebesar 3–6 kali pengeluaran bulanan. Dengan pembagian seperti ini, keluarga memiliki perlindungan dari kondisi tak terduga dan tetap dapat melangkah stabil menuju kemandirian finansial.

Jika belum tercapai, jangan putus asa. Churoh menegaskan bahwa belum terlambat untuk memulai. Solusinya adalah dengan menekan pengeluaran, menambah pendapatan, atau melakukan keduanya secara bersamaan. “Yang penting adalah niat untuk berubah dan disiplin dalam menjalankannya,” tegasnya.

Kesehatan finansial dan keharmonisan rumah tangga saling berkaitan erat. Pengelolaan uang yang bijak bukan hanya menciptakan kestabilan ekonomi, tetapi juga menumbuhkan rasa saling percaya, tanggung jawab, dan kerja sama antara suami dan istri. Melalui kesabaran, tawakal, dan perencanaan yang matang, rumah tangga dapat melangkah menuju kehidupan yang lebih harmonis, sejahtera, dan diridhai Allah Ta‘ala. Aamiin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LI Indonesia Update