Jakarta – Menjadi salah satu organisasi perempuan di Indonesia, Lajnah Imaillah (LI) memiliki kewajiban moral untuk peduli dengan isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Bersama organisasi perempuan lainnya, LI sebagai wadah perempuan Ahmadiyah menghadiri diseminasi kajian tentang dua topik tersebut pada Senin (4/12).
Bertempat di Hotel Tamarin, Jakarta Pusat, acara ini dihadiri oleh beberapa LSM dan organisasi keagamaan perempuan seperti Muhammadiyah dan NU. Rangkaian acara diawali dengan makan siang dan ramah tamah para undangan yang hadir. Mewakili Lajnah Imaillah, hadir pada acara ini adalah Ibu Eva Hanifah, Sekretaris Khidmat Khalq PPLI.
Diseminasi ini dilatarbelakangi oleh salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s). Dalam hal mana, KPPPA menjadi salah satu organisasi yang terlibat untuk menggiatkan masyarakat sipil sebagai komponen Good Government. Pelibatan aktif organisasi masyarakat dan adanya potensi partnership bersama organisasi sipil juga menjadi salah satu upaya meningkatkan capaian SDG’s.
Hasil kajian menunjukkan bahwa pada prakteknya lembaga atau organisasi kemasyarakatan sudah memberikan akses dan melibatkan perempuan dalam berbagai program. Sudah ada program kesejahteraan seperti cuti haid, melahirkan, penyediaan mess, serta pendampingan perempuan dan anak korban kekerasan.
Namun demikian, isu kesetaraan gender tetap menjadi tantangan dalam implementasinya. Bagaimana internalisasi nilai-nilai kesetaraan gender dapat diterapkan oleh individu perempuan, termasuk ketika mempraktekkan keterlibatan perempuan pada isu-isu yang sudah dilabeli sebagai isu laki-laki.
Sebagai kesimpulan, disampaikan bahwa tingkat kesadaran pengarusutamaan gender dapat dikatakan sangat tinggi. Program pemberdayaan perempuan sudah inovatif dan kekinian dengan bantuan teknologi. Di seluruh wilayah Indonesia, sudah ada keterwakilan ormas yang memiliki program pemberdayaan perempuan.
Namun, karena masalah masih muncul dalam implementasi sehari-hari, penyaji merekomendasikan agar program-program ormas menjadi pertimbangan bagi KPPPA dalam merumuskan model intervensi untuk mencapai SDG’s.
Senada dengan tujuan tersebut, Ibu Eva menyampaikan bahwa apapun grade dari hasil penelitian yang disampaikan, kita semua berharap para perempuan dapat berkontribusi memberikan yang terbaik untuk pembangunan di Indonesia.
Pertemuan seperti ini, bagi Jemaat Ahmadiyah, selain sebagai wadah untuk berperan aktif pada isu kemasyarakatanm juga sebuah momen untuk memperkenalkan diri sekaligus membuka ruang tabayyun. Perwakilan Ahmadiyah atau LI yang hadir bisa memiliki kesempatan untuk memberikan referensi tentang Ahmadiyah dari sumber media yang resmi.