Singaparna, Tasikmalaya- Lajnah Imaillah Singaparna kembali menggelar pengajian rutin atau Muawanah pada Minggu, 11 Agustus 2024. Sejak pukul 8 pagi, 79 orang terdiri dari ibu-ibu, remaja putri, hingga anak-anak mulai memadati Masjid Baiturrahim yang terletak di Kp. Babakan Sindang, Kec. Singaparna.
Muawanah kali ini sedikit berbeda dari biasanya. Selain kegiatan literasi, Muawanah juga diisi dengan Pelatihan Merawat Jenazah. Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an QS. Al-Hijr ayat 88-92 oleh Sekretaris Tarbiyat LI. Usai mengikrarkan Janji LI dan Janji Nasirat, anak-anak ditempatkan terpisah untuk mengikuti Kelas Shalat, yaitu mempelajari gerakan dan arti dari bacaan solat.
Dipandu Sekretaris Khidmat Halq dan Sekretaris Ta’lim, pelatihan Merawat Jenazah berlangsung santai tapi serius. Merawat jenazah terdiri dari empat tahapan, yaitu memandikan, mengafani, menyolatkan, dan menguburkan. Dalam pelatihan tersebut, peserta dilatih untuk memandikan dan mengafani jenazah.
“Untuk memandikan dan mengafani jenazah diharapkan di setiap halqo, ada tenaga muda yang siap kapanpun ada yang meninggal dunia. Jangan mengandalkan tim yang rata-rata sudah memasuki usia lansia,” jelas Bu Neuis–Sekretaris Ta’lim, saat meminta kesediaan peserta untuk masuk dalam Tim Merawat Jenazah.
Meski awalnya tidak percaya diri, akhirnya beberapa Lajnah muda yang masih duduk di bangku kuliah menyatakan kesiapan mereka masuk dalam Tim Merawat Jenazah. Sesi pelatihan berlangsung lebih dari 1 jam karena peserta antusias bertanya mengenai hal yang belum dipahami.
Ibu Nuraeni, Sekretaris Khidmat Halq mengungkapkan, bahwa Pelatihan Merawat Jenazah ini adalah salah satu program sosial Lajnah Imaillah yang harus dilaksanakan setiap tahunnya. “Rata-rata yang terlibat dalam merawat jenazah adalah ibu-ibu yang tergolong lansia. Alhamdulillah, dengan pelatihan ini, Lajnah muda tergerak rasa empatinya, mau terlibat dalam Tim Merawat Jenazah. Mudah-mudahan menjadi tim
yang solid dan bisa menjalankan tugasnya dengan baik,” harap Ibu Nuraeni.
Sesi selanjutnya diisi dengan Pekan Mal dan Kegiatan Literasi yang dikemas dalam bentuk diskusi dan presentasi. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok. Tiap kelompok mendapatkan satu bahan bacaan dengan tema pengorbanan yang bersumber dari Islam Rahmah. Setiap kelompok diberikan waktu 15 menit untuk membaca, memahami, dan mendiskusikan pesan atau hikmah yang mereka petik dari kisah nyata pengorbanan. Kemudian, perwakilan dari tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi tersebut di
hadapan seluruh peserta.
Melalui kegiatan membaca kisah-kisah nyata ini, diharapkan peserta muawanah mampu memahami hakikat dan ruh pengorbanan. Muawanah berakhir tepat pukul 11.30 WIB dan ditutup dengan do’a bersama.
Kontributor: Rahma Candra
Editor : Sofia Farzanah