Oleh: Aisyah Nurul Surayya
Juara Pertama Lomba Menulis Esai LI Mataram
Apa peran perempuan dalam gerakan kemerdekaan?
Perempuan memainkan peran penting dalam gerakan kemerdekaan, berperan sebagai pemimpin, aktivis, dan simbol perlawanan.
Dalam perjuangan kemerdekaan, perempuan bukan sekadar pengamat pasif, melainkan peserta aktif. Mereka terlibat dalam berbagai kapasitas, mulai dari menjadi pejuang garis depan hingga memberikan dukungan logistik. Keterlibatan perempuan dalam gerakan kemerdekaan tidak terbatas pada wilayah atau kelas tertentu, melainkan merupakan fenomena nasional yang melintasi batas-batas sosial dan ekonomi.
Di Indonesia, pahlawan nasional tidak hanya didominasi kaum pria. Para pahlawan nasional perempuan juga tersebar di berbagai daerah. Di ujung Barat, ada Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia, dan Laksamana Malahayati dari Aceh. Dari tanah rencong ini juga ada Ratu Nahrasiyah dari Kerajaan Samudera Pasai dan Sultanah Safiatun Syah. Dari belahan Timur ada Martha Christina Tiahahu dari Maluku. Dari wilayah Utara Nusantara ada Maria Walanda Maramis dari Sulawesi Utara.
Sedangkan, dari Selatan Jawa ada Siti Walidah atau yang lebih dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan. Menyebut pahlawan perempuan tentu saja tidak lengkap tanpa menyebut nama Dewi Sartika, R.A. Kartini, dan Fatmawati Soekarno.
Di era digital saat ini, perempuan memiliki peran yang semakin penting, baik dalam konteks ekonomi, sosial, maupun politik. Perempuan tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga produsen, kreator, dan agen perubahan.
Dalam konteks ekonomi, perempuan memanfaatkan teknologi untuk berwirausaha, mengembangkan bisnis online, dan meningkatkan pendapatan keluarga. Dalam konteks sosial, perempuan menjadi agen perubahan dalam masyarakat dengan menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi positif, berdakwah, mengkampanyekan perdamaian, dan membangun kesadaran akan isu-isu sosial. Dalam konteks politik, perempuan semakin aktif menggunakan platform online untuk menyuarakan aspirasi mereka, mempengaruhi kebijakan publik, dan berpartisipasi dalam gerakan sosial. Sedangkan dalam konteks pendidikan, memungkinkan perempuan untuk mengembangkan keterampilan digital dan meningkatkan kemampuan mereka di berbagai bidang. Pun dalam konteks keluarga, perempuan memanfaatkan teknologi untuk menjaga komunikasi dengan keluarga, mengelola keuangan keluarga, dan memberikan pendidikan digital kepada anak-anak.
Dengan demikian, peran perempuan di era digital sangat krusial. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijaksana dan berpartisipasi aktif, perempuan dapat berkontribusi dalam pembangunan ekonomi, sosial dan politik, serta mewujudkan kesetaraan gender di era digital seperti saat sekarang ini.
Khalifah ke V Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) pada Jalsah Salanah Jerman tahun 2023, menegaskan bahwa kaum perempuan bukan saja mulia kedudukannya, namun juga menjadi sosok panutan bagi dunia. Kaum perempuan muslim sangatlah beruntung karena memiliki panutan yang luar biasa dari para pendahulunya, yakni para sahabat Rasulullah (saw) dari antara kalangan perempuan. Tercatat dalam sejarah bahwa salah satu syuhada pertama dalam Islam adalah perempuan, yakni Hazrat Sumayyah (ra).