Klinik Rehmat telah resmi berdiri pada Sabtu (30/08/2025) di Kapanewon Gedangsari, Kab. Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bapak Amir Nasional, Zaki Firdaus Syahid, selaku Chairman Board of Trustees beserta jajaran tinggi Humanity First baik dari lingkup international maupun nasional, juga perwakilan Jemaat Ahmadiyah se-Daerah Istimewa Yogyakarta.
Diawali dengan semangat pengkhidmatan tulus para LI, Khudam maupun ghair Ahmadi di klinik Asih Sasama yang telah berdiri lebih awal di tahun 2014. Kini semangat itu semakin meluas dengan dibangunnya klinik ini. Dibalik berdirinya klinik ini, terdapat kisah menggugah dari seorang Lajnah, yang membaktikan diri di bagian apotek klinik Rehmat, disamping perannya sebagai Ibu dan istri di tempat perantuan dengan hanya keluarga kecilnya di Yogjakarta.
Sang suami bekerja di Kota Yogja, dan biasanya 2 hari sekali ke Gunungkidul. Jika sibuk, suaminya yang akan membersamai anak. Tapi dalam peresmian Klinik Rehmat kemarin, keduanya sama-sama sibuk karena sang suami diamanahi untuk jadi MC dan translator. Alhamdulillah berkat pertolongan Allah Ta’ala, mertuanya berkunjung ke Yogya sehingga dapat menemani dan menjaga cucunya. Ia berucap bersyukur, “Lagi-lagi support sistem pengkhidmatan itu sangat penting. Memiliki ini rasanya rezeki sekali! Ini adalah kenikmatan dan ketenangan dari Allah Ta’ala yang benar2 sangat saya syukuri.”
Dengan multiperannya tersebut, dilema sering melandanya. Antara janji waqf dan tanggungjawab pengasuhan, baginya adalah hal yang tidak bisa dipilih salah satunya. Menurutnya, “Anak bukan helm yang bisa dititip begitu saja. Sebisa mungkin, saya tidak ingin menitipkan kembali titipan Allah begitu saja.” Lebih lanjut, ia begitu pasti, bahwa tugas utama waqeefat (pengkhidmat) adalah tarbiyat untuk anaknya. Ia menuturkan, “Meskipun sibuk dalam pengkhidmatan, tetap tanggungjawab utama ibu ada di anak. Dan membesarkan anak pun sebetulnya sebuah pengkhidmatan.”
Ia sempat memutuskan untuk tidak lanjut bekerja karena alasan ini. Namun, amanah Huzur aba. adalah agar semakin meluasnya Huququl ‘Ibad dengan berdirinya RS Jemaat ini.Selain itu, tantangan juga mencari orang yang mengisi posisi apoteker atau asisten apoteker dengan konteks pengkhidmatan. Ditambah, layanan farmasi di Klinik Rehmat akan menggunakan sistem Apotek dimana menyediakan obat, alat kesehatan, dll. secara komersil. Sehingga tujuan yang besar ini memiliki tanggungjawab yang besar pula.
Segala ikhtiar telah dilakukan untuk memantapkan hati (konsultasi dengan sekretaris Waqf-e-Nou, berkirim surat ke Huzur, dan shalat istikharah). Dan titik tengah yang diambil adalah dengan menjalankan keduanya dengan kesabaran meskipun dalam kesulitan dan ketakutan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan dalam harta, jiwa dan buah-buahan, dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:156)
Ia berharap, “Saya berdoa dan berupaya semoga anak saya tidak merasa ibunya direnggut, atau merasa ibunya ada tapi tidak hadir untuknya. Tapi saya juga berdoa dan berupaya semoga apa yang orangtua saya dan saya janjikan kepada Allah Taala untuk mempersembahkan diri pada Agama, bisa terlaksana. Aamiin “

