Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Bangun Inklusivitas, Lajnah Imailah Aktif di Forum Kajian Keagamaan

Inklusivitas

Bandung – Lajnah Imaillah Daerah Jabar 5 diundang dalam kegiatan Pengenalan Islam Damai untuk Forum Kajian Keagamaan Sesi II. Tema yang diangkat pada kegiatan ini adalah “Pemetaan Konflik Keagamaan di Jawa Barat dan Diseminasi Pengetahuan Mediasi.”
Acara dilaksanakan pada Selasa (10/11), sebagai bentuk kerja sama antara Fatayat NU Jawa Barat dengan INFID (International NGO Forum on Indonesian Development). Peserta yang hadir berasal dari 26 lembaga, diantaranya Nasyiatul Aisyiyah Muhammadiyah, Pemudi Katolik Bandung, Wanita Hindu Dharma Indonesia Kota Bandung, HWDI Kota Bandung, Perempuan Muda Baha’i, Jakatarub dan Peace Generation. Lembaga media seperti Pikiran Rakyat juga diundang dalam kegiatan ini.
Pada sesi pertama, seluruh peserta dibagi kedalam tiga kelompok. Tiap kelompok melaksanakan FGD mengenai konflik keagamaan yang terjadi di Jawa Barat dan bagaimana prosedur mengatasi persoalan tersebut.
Perwakilan dari Lajnah Imaillah menyampaikan salah satu contoh konflik keagamaan. Beberapa tahun yang lalu, terjadi penyegelan masjid di Manislor, tetapi kondisi sekarang sudah jauh berbeda dan kondusif dikarenakan Ahmadiyah Manislor sudah melakukan pendekatan dengan berbagai pihak baik tokoh agama mau pun pemerintahan.
Ahmadiyah yang merupakan Islam dan pengikut ajaran Nabi Muhammad Saw, menerapkan prinsip habluminallah dan habluminannas. Dalam hal habluminannas, Jemaat Ahmadiyah menjunjung tinggi kemanusiaan dengan cara melakukan kegiatan sosial seperti donor darah dan donor mata. Hal ini menjadikan Manislor sebagai Kampung Donor Darah dan Donor Mata.
Pendekatan dengan berbagai pihak dan melakukan kegiatan sosial merupakan solusi Ahmadiyah Manislor mengatasi konflik keagamaan.
Kesimpulan dari sesi ini, konflik agama yang terjadi di Jawa Barat begitu kompleks dan beragam. Konflik yang telah terjadi berupa konflik antar golongan dalam suatu agama (intra religius), konflik antar agama yang berbeda (inter religius), dan konflik agama yang dicampurtangani negara (ekstra religius).
Sesi kedua, pemaparan materi Pendekatan Pengelolaan Konflik Keagamaan dengan Metode Mediasi yang disampaikan oleh Dr. Neng Hannah, M.Ag, Hanipah Apriliani, S.Ag, dan Yeni Ernita Kusuma Wardani, ST. Dilanjutkan dengan simulasi skill mediasi yang dilakukan oleh seluruh peserta.
Melalui kegiatan ini, diharapkan menjadi solusi untuk menyelesaikan berbagai konflik agama, sebab penyelesaian konflik agama yang efektif seringkali terhambat karena kurangnya pemahaman dan keterampilan mediasi dari para pemangku kepentingan.
 
Kontributor: Saira Basir

Share :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LI Indonesia Update