Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Kunjungan “ruangngobrol.id” ke Perpustakaan Aarav Wanasigra

Wanasigra – Salah satu fungsi yang dimiliki perpustakaan JAI adalah menjadi sarana tabligh. Hal ini secara konkret terlihat ketika Perpustakaan Aarav Wanasigra mendapat kunjungan dari Yayasan Kreasi Prasasti Perdamaian.

Kunjungan dilakukan pada hari Selasa (10/10) lalu. Para tamu yang berkunjung sebelumnya telah melakukan konfirmasi kepada pengelola perpustakaan serta pengurus JAI Cabang Wanasigra, untuk melakukan live in selama 2 hari.

Sekitar pukul 6 pagi, para tamu yang bertolak dari Ciputat tiba di Wanasigra dan langsung dipersilakan untuk beristirahat di Guest House Wanasigra. Sebanyak 5 orang pekerja kreatif dari yayasan tersebut seketika menikmati sejuknya udara Desa Tenjowaringin, Kabupaten Tasikmalaya.

Sekitar pukul 10 pagi, mereka berkeliling ke beberapa lokasi. Salah satunya adalah Perpustakaan Aarav. Di tempat ini, mereka melihat dan membaca beberapa buku yang diterbitkan oleh Jemaat Ahmadiyah. Tak luput dari sorotan adalah kitab suci Al-Quran serta Tadhkirah.

Beberapa pertanyaan muncul terkait dengan banyaknya pemberitaan tentang Ahmadiyah. Salah satunya terkait dengan perbedaan kitab suci. Namun, di Perpustakaan Aarav, para tamu melihat, menyaksikan dan mmebaca sendiri bahwa kitab suci yang dimuliakan oleh Ahmadiyah adalah Al-Quran.

Tak berhenti di sana, mereka juga terlihat kagum dengan beberapa koleksi terjemahan Al-Quran yang dimiliki oleh Perpustakaan Aarav. Meskipun belum banyak, namun perpsutakaan ini sudah memajang koleksi terjemahan Al-Quran dalam Bahasa Inggris, Belanda, Sunda dan Jawa.

Selain Al-Quran, buku karya Munasir Sidik berjudul “Dasar Hukum dan Legalitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia,” menjadi salah satu “pilihan”.

“Ternyata sudah sah sejak lama.” ungkap salah satu tamu.

Diskusi tentang Ahmadiyah berlanjut di ruang tamu perpustakaan bersama Rahma, salah satu anggota perempuan Ahmadiyah di Wanasigra yang juga pengelola Perpustakaan Aarav. Salah satu yang menarik perhatian mereka adalah tentang kegiatan sosial yang dilakukan Ahmadiyah.

“Kami mendengar tentang donor mata yang berasal 90% dari Ahmadiyah. Dalam hal kemanusiaan ternyata Ahmadiyah mayoritas.”

Ramah tamah dilanjutkan dengan melihat beberapa tempat dan aktivitas lain di Jemaat Ahmadiyah seperti kegiatan salat berjamaah, pengajian rutin, tarbiyat ritun siswa asrama dan kegiatan sekolah yang tak luput dari decakan kagum.

“Keren. Ada banyak sekolah letaknya di desa, kurikulumnya ngikut pemerintah bahkan belajar Bahasa Perancis. Dan yang penting, ini punya Ahmadiyah!”

“Kami mempersilakan mereka untuk menggali sendiri informasi, bertanya dan berdiskusi tentang banyak hal. Sebagai pekerja media dan juga generasi muda, mereka dan juga kita semua sebaiknya berpikir dan bersikap kritis terhadap banjirnya informasi melalui internet. Hari ini kami menunjukkan bahwa selamanya Ahmadiyah sangat terbuka dengan keinginan untuk bertanya langsung dari sumbernya.” pungkas Rahma.

Para tamu meninggalkan Wanasigra pada Rabu (11/10) sore dan menyampaikan kesan positif terkait pelayanan dan jamuan tamu yang luar biasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LI Indonesia Update