Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Ummu Syuraik ra – Teladan Kegigihan Seorang Daiyah

ummu syuraik

Dalam beberapa catatan hadis, Nabi Muhammad Saw pernah menceritakan bahwa banyak perempuan di masa beliau yang gemar bersedekah. Hadis ini mencatat nama Ummu Syuraik Ra sebagai perempuan yang juga terkenal kaya raya dan dermawan.

Nama lengkapnya Ghaziyyah binti Jabir bin Hakim. Ia merupakan kabilah Ghathafan yang sangat disegani oleh bangsa arab kala itu. Ketika di Madinah, rumahnya sering menjadi tempat berkunjung koleganya, para tamu komunitas, juga menjadi tempat bagi orang-orang yang tidak memiliki rumah.

Fatimah binti Qais Ra berkata, “…Ummu Syuraik adalah perempuan kaya raya dari kalangan Anshar, sering membelanjakan hartanya di jalan Allah, dan banyak tamu yang bertandang ke rumahnya…” (Shahih Muslim).

Selain dermawan, Ummu Syuraik ra juga seorang daiyah yang gigih. Di antara shahabiyah yang istimewa, yang selalu mendakwahkan Islam kepada kalangan wanita dan keluarganya, meski menghadapi banyak tantangan adalah Ummu Syuraik ra yang telah membuktikan dirinya dalam barisan orang-orang yang beriman lagi sabar.

Semenjak di Mekkah Ummu Syuraik ra tersentuh pada Islam dan masuk Islam, ia sangat memahami konsekuensi atas keimananannya, tentu hambatan, ancaman dari orang-orang kafir Quraisy tak luput menimpanya. Kuatnya tekad Ummu Syuraik untuk meninggikan kalimat tauhid mengalahkan rasa takut dan kekawatirannya.

Diam-diam Ummu Syuraik ra menjumpai wanita-wanita Quraisy, dia sampaikan Islam ke mereka tanpa merasa lelah atau bosan, meski bahaya setiap saat mengintainya. Baginya, Islam harus disampaikan dan diajarkan kepada yang lain, meski menghadapi banyak tantangan dan ujian.

Menghadapi Banyak Ujian Dakwah

Seiring dengan waktu, dakwah mulai menyebar ke semua kalangan baik laki-laki maupun perempuan. Orang- orang kafir Quraisy merasa gerah dengan berkembangnya dakwah Islam ini. Maka untuk menghentikan dakwah segala cara dilakukannya, mulai dari yang bersifat psikis maupun fisik, tak terkecuali Ummu Syuraik ra juga menjadi sasaran mereka. Namun Ummu Syuraik sangat memahami konsekuensi dakwahnya ini. Beliau tetap tegar dan penuh keikhlasan menghadapi ujian tersebut. 

Ibbu Abbas ra mengatakan, “Ummu Syuraik tertarik untuk masuk Islam, lalu ia masuk Islam, ketika itu ia berada di Makkah dan menjadi istri Abdul Askar Ad Dusi. Lalu Ummu Syuraik mengajak wanita-wanita Quraisy secara sembunyi-sembunyi untuk memeluk agama Islam.

Akhirnya aktifitas Ummu Syuraik tersebut diketahui oleh penduduk Makkah. Sehingga mereka menangkap dan membawa Ummu Syuraik dan berkata, “Jikalau bukan karena kaummu, maka kami akan menyiksamu, tetapi kami akan mengembalikan kepada kaummu.”

Ummu Syuraik menuturkan pengalamannya tersebut, “Mereka menaikkanku diatas unta tanpa ada pelana atau alas apapun, lalu mereka membawaku tidak memberiku makan dan minum selama tiga hari. Jika mereka istirahat, mereka meletakkan diriku di bawah terik matahari, sedang mereka berteduh.

Pada suatu ketika mereka beristirahat dan membiarkanku di terik matahari. Tiba-tiba aku merasakan ada benda dingin di dadaku. Akupun memperhatikannya dan ternyata itu adalah timba berisi air. Lalu aku minum sedikit dari air tersebut, kemudian timba itu ditarik ke atas, lalu kembali lagi, aku raih dan aku meminumnya lagi, lalu di tarik lagi, begitu berulang kali. Akhirnya aku diamkan saja timba tersebut, tidak memegangnya dan aku meminumnya dengan puas lalu aku siramkan sisanya ke seluruh tubuh dan pakaiannku.

Ketika orang-orang Quraisy itu bangun mereka melihat sisa-sisa air dan melihatku tampak segar. Mereka berkata kepadaku, “Kamu mengendap-endap lalu mengambil air dan meminumnya? Aku jawab, “Tidak! Demi Allah, akan tetapi hal tersebut seperti ini dan ini (aku menceritakan kejadian yang menimpaku). Mereka berkata, jika kamu jujur, maka agamamu adalah lebih baik dari agama kami”.

Ketika mereka melihat bekal airnya masih utuh tidak berkurang sama sekali, akhirnya mereka masuk Islam pada saat itu juga”.

Begitulah cara Allah memuliakan Ummu Syuraik ra yang dengan tulus ikhlas menerima seluruh ajaran Islam, memegang teguh keimanannya, menyebarkan Islam, sabar dan ridha dalam menerima setiap ujian. Sehingga Allah juga mengangkat derajatnya memberikan kebahagiaan dunia akhirat

Kecintaan para shahabiyah kepada dakwah sangat luar biasa, mereka sangat memahami kebaikan dalam berdakwah, karena dalam segala hal akan membawa keabaikan bagi pengembannya. Meskipun dakwahnya ditolak, maka pahala tetap ada padanya, terlebih Jika dakwahnya diterima, maka pahala akan mengalir terus tanpa putus.

Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mengajak kepada petunjuk, maka ia akan mendapat balasan pahala yang sama seperti pahala orang-orang yang mengikuti petunjuknya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala-pahala mereka. Dan siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat balasan dosa yang sama seperti dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikitpun dosa-dosa mereka”. (HR. Muslim).

Di tengah cengkeraman ideologi kapitalisme, di mana kehidupan yang serba individualisme sangat menonjol, betapa indahnya jika seorang muslimah meniru para shahabiyah, dengan mempergunakan semua kesempatan untuk mengajak lain pada ketaatan dan memegang ajaran agama Islam, melakukan perubahan dengan terus berdakwah dan berdakwah mengikuti metode dakwah Rasulullah SAW.

Meski banyak tantangan namun dengan keimanan yang kokoh, niat yang tulus ikhlas, maka InsyaAllah pertolongan Allah akan diberikan, hingga Islam Rahmatan Lil Alamin bisa dirasakan nyata.

LI Indonesia Update