Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Berjuang untuk mencapai Akhlak Luhur: Ajaran-Ajaran Islam

Pembatasan untuk pembatasan Hijab (Pardah) tidak hanya berlaku untuk kaum wanita. Dalam Islam pembatasan bukan hanya untuk kaum wanita saja melainkan perintah-perintah itu sama-sama ditujukan untuk pria dan wanita. Bahkan, Allah pertama-tama memerintahkan kaum laki-laki dengan memberitahu mereka cara-cara menjaga rasa malu dan Hijab. Dia berfirman dalam Alquran:

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

“Katakanlah kepada kaum laki-laki yang beriman supaya mereka menahan mata mereka dan menjaga bagian pribadi mereka. Itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya, Allah sangat menyadari apa yang mereka lakukan. “(Surah An-Nur, 24:31).

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala lebih dahulu memerintahkan kaum laki-laki untuk menjaga pandangan mata. Mengapa? ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ “Itu lebih suci bagi mereka.” Artinya, itu suatu keharusan untuk menjaga kehormatan diri dan kesucian. Jika tidak ada penjagaan kehormatan diri dan kesucian maka seseorang tidak akan sampai kepada Tuhan. Dengan demikian, sebelum memerintahkan kaum wanita, Allah Ta’ala perintahkan kaum pria untuk menahan diri dari semua yang dapat memicu emosi dan naluri mereka.

Jika mereka melihat wanita dengan mata terbuka, bergaul membaur (bebas) dengan mereka, menonton film kotor, dan chatting (mengobrol) melalui media sosial dengan orang-orang non mahram (bukan kerabat yang mana tidak boleh terjalin pernikahan), semua ini membuat rusak kesucian dan kehormatan mereka.

Itulah sebabnya Hadhrat Masih Mau’ud as secara khusus mengarahkan perhatian pada hal ini dengan nasehat yang amat jelas, beliau as bersabda,

“Itu adalah kalam Allah yang mengokohkan kita dengan penjelasannya yang amat terang seterang-terangnya, memberikan batasan pada semua pembicaraan, tindakan, gerak dan diam kita pada batas-batas yang tepat dan jelas; dan Dia mengajarkan kita adab (sopan-santun, kehormatan) kemanusiaan; dan Dia memperlihatkan pada kita jalan suluuk (jalur-jalur kerohanian) nan lurus. Dialah yang telah memberi kita mata, telinga, dan lidah dan lain-lain, memberikan kepada kita ajaran untuk mengontrol indra-indra kita tersebut dan berfirman dengan penekanan yang sangat:

 قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ 

‘Katakanlah kepada orang-orang beriman agar mereka menahan pandangan mereka dan menjaga bagian kemaluan mereka. Itu lebih suci bagi mereka.’

Hal ini berarti orang-orang yang beriman harus membatasi pandangan mata dan telinga mereka, menjaga bagian-bagian pribadi mereka untuk tidak terlihat dan terekspos dari orang-orang terlarang (bukan mahram) dan membatasi diri dari segala macam visual (pandangan), verbal (pendengaran dan perkataan), dan tindakan terlarang – karena dengan cara ini batin mereka akan tetap bersih dan hati mereka akan tetap bebas dari segala macam nafsu ceroboh – karena sebagian besar hal ini (pandangan, pendengaran dan kemaluan) adalah bagian yang menimbulkan godaan terhadap nafsu binatang dalam diri dan menempatkan mereka pada kesengsaraan dan penderitaan.

Share :
Tags :

LI Indonesia Update