Official Website Organisasi Perempuan Muslim Ahmadiyah

Berjuang untuk mencapai Akhlak Luhur: Ajaran-Ajaran Islam

Kejahatan dan keburukan yang kita lihat dalam masyarakat saat ini, telah ditunjukkan gambarannya oleh setiap kata dari Hadhrat Masih Mau’ud as. Dengan demikian, kewajiban setiap Muslim Ahmadi, baik itu setiap gadisnya, pemudanya, laki-lakinya dan perempuannya untuk meningkatkan tingkat rasa malunya (kesopanan dan kesederhanaan) dan menyelamatkan diri dari keburukan masyarakat serta jangan terjangkiti penyakit rendah diri; dan bukan mengangkat pertanyaan, “Mengapa Hijab diwajibkan atas kita? Mengapa kita tidak bisa memakai celana jins dan blus ketat?”

Ini adalah tanggung jawab orang tua terutama para ibu bahwa mereka harus mengajarkan tradisi dan nilai-nilai Islam dan menginformasikan kewaspadaan kepada anak-anak mereka di masa kecil mereka tentang keburukan yang tersebar di masyarakat. Hanya dengan demikian maka anak-anak kita akan berpegang teguh pada agama, menjadi baik dan terselamatkan dari kejahatan dan keburukan masyarakat yang maju dalam sangkaan rakyatnya ini. Di negara-negara ini orang tua harus melakukan Jihad amat kuat untuk menguatkan hubungan anak-anak mereka dengan agama dan menjaga rasa malu mereka. Untuk itu mereka harus menunjukkan contoh baik mereka guna penyempurnaan tujuan ini.

Beberapa hari sebelumnya seorang gadis menulis surat kepada saya,

“Saya telah menyelesaikan pendidikan tinggi dan akan mendapatkan jabatan senior di sebuah bank. Saya ingin bertanya jika di pekerjaan baru saya itu ada pelarangan menggunakan hijab atau bahkan juga mengenakan mantel, maka dalam hal ini apakah bisa bekerja di sana? Jika saya keluar kantor, saya akan memakai hijab. Saya telah mendengar Anda (Hudhur atba) pernah mengatakan bahwa perempuan yang bekerja dapat melepas burqa atau hijab mereka selama bekerja.”

Merupakan keberuntungan nasib gadis tersebut yang dengan itu ia menulis juga,

“Jika Anda tidak mengizinkan maka saya tidak akan mengambil pekerjaan itu.”

Ada banyak gadis telah menanyakan pertanyaan serupa, itu sebabnya saya berbicara tentang hal ini. Bahkan jika saya telah mengatakan, misalnya ada dokter wanita yang mana dalam situasi tertentu yang sangat terpaksa tidak bisa bekerja sambil mengenakan burqa atau hijab – misalnya dalam ruang operasi. Namun, sebagaimana biasa dalam ruang operasi pun, mereka memakai penutup kepala dan masker serta pakaian yang longgar. Selain dari keadaan itu, dokter wanita juga dapat bekerja memakai burqa dan hijab. Di Rabwah ada Dr. Fahmida, yang kita selalu melihatnya memakai burqa.

Lalu ada Dr. Nusrat Jehan di Rabwah, yang mana beliau sangat memperhatikan masalah Hijab. Beliau pernah kuliah di sini (Inggris). Beliau biasa datang ke London setiap tahun untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan beliau sesuai perkembangan terbaru. Beliau selalu tetap memakai hijabnya. Beliau sangat kuat dan tegas dalam hal itu. Tidak ada yang mengkritik beliau dalam pekerjaannya, dan keterampilan profesionalnya tidak melemah karena hijabnya. Beliau juga melakukan operasi-operasi besar. Jika seseorang memiliki keinginan kuat, maka ia akan dapat menemukan banyak cara untuk bekerja yang sesuai dengan ajaran agama.

Share :
Tags :

LI Indonesia Update